Jika Selingkuh, Pasti Kaki akan Terbakar dan Melepuh

Jika Selingkuh, Pasti Kaki akan Terbakar dan Melepuh
Korinus Arwam saat berjalan di atas batu barapen yang panas di Hanggar Lanud Manuhua Biak pada pembukaan Festival Biak Munara Wampasi I tahun 2012. Foto: Dok. Dinas Pariwisata Kabupaten Biak Numfor

jpnn.com - Tidak sembarang orang bisa menjadi pelaku tradisi berjalan di atas batu membara di Papua. Syaratnya cukup banyak.

Mulai tak boleh berhubungan badan selain dengan istri sendiri sampai larangan berbohong dan sombong. Hanya boleh diwariskan ke satu anak laki-laki yang telah menikah.

ISMAIL, Biak Numfor

DENGAN bangga, dua pria itu mengangkat kaki. Lalu memperlihatkan telapak kaki mereka. ”Lihat, tak ada bekas luka bakar, ’kan?” kata Frans Yakob Rumbrapuk, salah seorang di antara dua pria itu, kepada Cenderawasih Pos (Jawa Pos Group).

Dicermati sekali lagi, memang tidak ada. Begitu pula di telapak kaki Korinus Arwam, pria satunya. Padahal, sudah tak terhitung berapa kali dua pria paro baya dari Kampung Bosnabraidi, Distrik Yawosi, Kabupaten Biak Numfor, Papua, tersebut berjalan dengan kaki telanjang di atas batu yang dibakar. Bertahun-tahun, sejak mereka masih muda.

Terakhir, keduanya tampil pada kegiatan Sidang Sinode GKI (Gereja Kristen Indonesia) di Tanah Papua yang digelar di Waisai, ibu kota Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat, Maret lalu.

Agenda terdekat, Frans dan Korinus bakal tampil pada Festival Biak Munara Wampasi pada 1 Juli.

Ya, Frans dan Korinus adalah segelintir pelaku Apen Bayeren yang tersisa. Apen Bayeren merupakan atraksi berjalan di atas batu yang dibakar pada acara Barapen (bakar batu).

Tidak sembarang orang bisa menjadi pelaku tradisi berjalan di atas batu membara di Papua. Syaratnya cukup banyak.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News