Kambing Dianggap Keramat, Makan Dagingnya bisa Bikin Celaka

Kambing Dianggap Keramat, Makan Dagingnya bisa Bikin Celaka
Kondisi Desa Waci, Kecamatan Maba Selatan, Kabupaten Halmahera Timur, Maluku Utara. Foto: Malut Pos/JPG

DAGING kambing dikenal lezat. Apalagi jika disate. Namun bagi warga pribumi Waci dan Petelei, dua desa yang terletak di Kecamatan Maba Selatan, Kabupaten Halmahera Timur, Maluku Utara, mengonsumsi produk turunan kambing dapat berakibat fatal.
--------------
Fakhruddin Abdullah, Maba
--------------
Waci dan Petelei merupakan dua desa bertetangga yang dipisahkan oleh Sungai Waci. Letaknya di perbatasan Kabupaten Halmahera Timur dan Halmahera Tengah. Penduduk desa yang rata-rata berprofesi sebagai petani dan nelayan ini berasal dari Suku Maba, Halmahera Timur.

Pribumi di Waci dan Petelei dikenal sangat kental mempertahankan adat istiadat setempat. Salah satunya adalah kebiasaan menghindari hewan kambing dan segala jenis produk turunannya.

“Jangankan mengonsumsi daging atau meminum susunya, mencium bau kambing saja kami tidak bisa,” ungkap Darno Siswai, tokoh adat Desa Waci kepada Malut Post (Jawa Pos Group) kemarin (8/9).

Tak ayal, di wilayah dua desa itu tak ada satu pun warga pribumi yang memelihara kambing. Ternak yang dimiliki warga hanya berupa sapi, rusa, dan ayam. Beberapa warga pendatang yang berdiam di dua desa ini memang sudah ada yang memelihara kambing. Kambing-kambing ini tetap dihindari oleh warga pribumi.

“Kami tidak bisa berdekatan, apalagi bersentuhan dengan kambing. Bahkan menginjak kotorannya pun akan berakibat fatal,” kata  pria berusia 50 tahun itu.

Akibat fatal bagi warga yang mengonsumsi daging kambing adalah terganggunya kesehatan yang bersangkutan. Gangguan kesehatan yang bersifat parah itu konon tak bisa disembuhkan dengan resep dokter.

Warga percaya, penyakit tersebut hanya bisa disembuhkan oleh para dukun. “Begitu juga bagi warga yang menyentuh kambing atau menginjak kotorannya,” tutur Darno.

Penyembelihan kambing di dua desa tersebut pun diyakini akan mendatangkan malapetaka bagi desa. Warga pendatang, yang paham betul kebiasaan di dua desa ini, harus sembunyi-sembunyi saat hendak mengkonsumsi daging kambing. Hal ini dilakukan untuk menghormati warga pribumi yang alergi kambing. “Tak ada warga yang berani melanggar adat ini, karena sudah sering terbukti,” kata Darno.

DAGING kambing dikenal lezat. Apalagi jika disate. Namun bagi warga pribumi Waci dan Petelei, dua desa yang terletak di Kecamatan Maba Selatan, Kabupaten

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News