Karena Mangetan Kanal Meluap, Warga Tak Bisa Tidur Nyenyak

Karena Mangetan Kanal Meluap, Warga Tak Bisa Tidur Nyenyak
FOTO : Jawa Pos

jpnn.com, SIDOARJO - Warga Desa Keboansikep, Sidoarjo tidak bisa tidur nyenyak dalam waktu dekat ini. Pemicunya adalah tingginya volume air di afvoer Mangetan Kanal.

Roni salah satunya. Kemarin (3/1) dia mengamati ketinggian sungai yang berada di depan rumahnya.

Sejak Rabu malam (2/1), kata Roni, ketinggian air afvoer terus meningkat. Hanya berselisih 5 sentimeter dari bibir sungai. Air bahkan sudah merembes ke sempadan sungai. ''Merembes lewat celah plengsengan,'' paparnya saat ditemui kemarin. 

Menurut Roni, beberapa kali air sungai meluap. Yang paling parah terjadi tahun lalu. Saat itu air merendam sempadan sungai. ''Bahkan sempat masuk ke rumah,'' ucapnya.

Pria 45 tahun itu menjelaskan, tingginya debit air tersebut disebabkan kiriman dari wilayah Tarik. Selain itu, sungai mengalami pendangkalan karena sedimen dan sampah. ''Belum pernah dikeruk,'' paparnya. 

Sementara itu, Kepala Bidang Bina Manfaat Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Sidoarjo Bambang Tjatur menjelaskan, kenaikan volume air disebabkan pintu air dibuka. Tujuannya, mengaliri sawah di wilayah Sedati. ''Ada surat dari camat dan Kades, kami diminta membuka pintu air,'' paparnya. 

Ketika musim hujan, kata Bambang, pihaknya serbasalah. Di satu sisi, pihaknya menjaga agar tidak timbul genangan. Di sisi lain, petani membutuhkan air. ''Kami bingung,'' ucapnya. 

Karena ketinggian air terus meningkat, pintu air kembali ditutup kemarin. Bambang mengatakan, penutupan pintu air tersebut dilakukan agar air tidak masuk ke rumah warga. ''Kami lakukan buka-tutup pintu air,'' jelasnya. Untuk solusi jangka panjang, dinas PUPR akan menormalisasi sungai. Ada empat sungai yang bakal dikeruk. Yakni, Buntung, Sidokare, Mangetan Kanal, serta Pucang. 

Menurut dia, normalisasi dilakukan dengan dua cara. Yakni, lelang dan swakelola. Tujuannya, mempercepat penanganan. Misalnya, Sungai Mangetan Kanal. Sesuai kewenangan, afvoer itu merupakan aset Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas. ''Kami juga ikut membantu,'' jelasnya. (aph/c7/ai) 


Menurut Roni, beberapa kali air sungai meluap. Yang paling parah terjadi tahun lalu. Saat itu air merendam sempadan sungai


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News