Kebanyakan Konsumsi Daging dan Keju Sama dengan Merokok

Kebanyakan Konsumsi Daging dan Keju Sama dengan Merokok
Kebanyakan Konsumsi Daging dan Keju Sama dengan Merokok

jpnn.com - Ahli gizi sering menyarankan konsumsi daging dan keju karena kandungan proteinnya yang cukup tinggi. Namun belakangan sebuah studi menemukan bahwa keduanya tidak boleh dimakan dalam porsi berlebihan.

Awalnya peneliti melakukan riset tentang keberadaan sebuah protein yang berfungsi mengontrol hormon pertumbuhan bernama IGF-I. Ternyata IGF-I dalam jumlah tinggi dikaitkan dengan risiko kanker yang tinggi juga.

Hal ini kemudian dikaitkan dengan semakin menurunnya hormon pertumbuhan yang diproduksi seseorang ketika usianya bertambah, terutama setelah berusia 65 tahun sehingga mereka lebih rapuh dan banyak kehilangan otot.

Lalu peneliti mengamati 6.318 partisipan berusia di atas 50 tahun. Rata-rata 16 persen dari total kalori harian mereka berasal dari protein, dan dua pertiganya merupakan protein hewani.

Partisipan lalu dibagi menjadi tiga kelompok berdasarkan asupan protein mereka; tinggi, sedang dan rendah. Tidak peduli apakah sumber protein mereka protein ataupun nabati.

Tercatat partisipan yang asupan proteinnya tinggi setidaknya mengonsumsi protein sebanyak 20 persen perhari. Untuk yang sedang, porsinya 10 hingga 19 persen, sedangkan yang rendah asupan proteinnya kurang dari 10 persen.

Ternyata yang asupan protein hariannya paling tinggi berisiko mengalami kematian dini sebesar 74 persen. Namun penurunan konsumsi protein dari sedang ke rendah ikut mengurangi risiko kematian dini hingga sebanyak 21 persen.

Bahkan untuk kematian akibat kanker, risiko yang ditemukan peneliti mencapai empat kali lebih tinggi. Hal ini karena kadar hormon IGF-I tertinggi ada pada partisipan yang mengonsumsi banyak protein hewani, dan risiko kematian dininya sama besar dengan risiko kanker yang dirasakan perokok. Sedangkan untuk partisipan yang mengonsumsi protein dalam jumlah sedang, risiko kematian akibat kankernya hanya kali lipat.

Ahli gizi sering menyarankan konsumsi daging dan keju karena kandungan proteinnya yang cukup tinggi. Namun belakangan sebuah studi menemukan bahwa

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News