Kebiasaan Merokok Ayah juga Beri Efek Negatif untuk Anak dan Cucu

Kebiasaan Merokok Ayah juga Beri Efek Negatif untuk Anak dan Cucu
Ilustrasi merokok. Foto: Hellosehat

jpnn.com - Efek negatif dari merokok dan nikotin memang sudah diketahui semua kalangan dengan baik. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, merokok bisa meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit jantung, kanker paru-paru atau mengalami strok.

Selain itu, efek negatif dari merokok dan nikotin juga bisa secara langsung memengaruhi janin jika seorang wanita merokok saat hamil.

Namun, sebuah studi baru yang dilakukan oleh para peneliti di Florida State University dan diterbitkan dalam PLOS Biology, menemukan bahwa paparan nikotin rokok yang ayah hisap mungkin juga berdampak pada anak-anaknya.

Bahkan, jika seorang ayah menjadi perokok dalam waktu yang cukup lama, maka hal itu mungkin menyebabkan defisit kognitif pada anak-anak dan cucu-cucunya.

Para peneliti menemukan bahwa nikotin telah mengubah sperma mereka yang terpapar. Perubahan ini bisa menyebabkan masalah genetik yang berperan dalam memori dan pembelajaran.

"Data kami menemukan bahwa beberapa cacat kognitif yang ditemukan pada generasi anak-anak dan orang dewasa dewasa ini mungkin disebabkan oleh gangguan lingkungan yang diderita satu atau dua generasi yang lalu," kata Dr. Pradeep Bhide, the Jim and Betty Ann Rodgers eminent scholar chair of developmental neuroscience at Florida State University's College of Medicine, seperti dilansir laman Sheknows.

Sebagai contoh, merokok lebih umum dan lebih mudah diterima oleh populasi pada tahun 1940-an, '50 -an dan 60-an dibandingkan dengan hari ini dan paparan itu menimbulkan tanda peningkatan diagnosis gangguan perkembangan saraf seperti ADHD dan autisme.

Namun, Bhide mencatat bahwa penelitian tambahan diperlukan untuk memahami apakah ada efek jangka panjang. Terlebih lagi, studi lebih lanjut akan diperlukan untuk menentukan apakah nikotin juga memengaruhi sperma manusia.(fny/jpnn)


Jika seorang ayah menjadi perokok dalam waktu yang cukup lama, maka hal itu mungkin menyebabkan defisit kognitif pada anak-anak dan cucu-cucunya.


Redaktur & Reporter : Fany

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News