Kejayaan Apel Malang Sudah Menjadi Cerita Masa Lalu

Kejayaan Apel Malang Sudah Menjadi Cerita Masa Lalu
Apel Malang. Foto: Rubianto/Radar Malang/JPNN.com

jpnn.com - Popularitas apel Malang mulai redup. Tidak seperti di era 1980 hingga 1990-an.

Saat itu, populasi buah yang kali pertama ditanam oleh Ir Ghert, warga Belanda di Pujon, Kabupaten Malang, itu begitu besar, melimpah.

Namun, kini jumlah pohonnya jauh menurun. Bahkan di Malang sendiri, penjualan apel Malang sudah kalah oleh gempuran apel impor. Kenapa ini bisa terjadi?

***

Rumah megah berjajar di sepanjang jalan Desa Gubugklakah, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang.

Di setiap rumah, rata-rata terparkir kendaraan roda empat. Pemandangan itu menunjukkan jika warga desa ini bisa dibilang makmur secara ekonomi.

Ya, kondisi itu tidak lain berkat keberhasilan warga yang mayoritas menjadi petani apel. Kehidupan warga begitu sejahtera dari buah apel.

Namun, sekarang kejayaan buah apel itu sudah menjadi masa lalu. Warga Poncokusumo yang dulunya menjadi petani apel, sekarang beralih ke pohon jeruk. Jumlah pohon apel yang dulu hingga 1 juta pohon, kini tersisa tinggal 300 ribuan.

Julukan Malang sebagai Kota Apel mulai redup. Kini para petani apel mulai beralih menanam pohon jeruk, dipicup perubahan cuaca dan gempuran apel impor.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News