Kelompok Radikal Pintar Manfaatkan Hoax untuk Provokasi

Kelompok Radikal Pintar Manfaatkan Hoax untuk Provokasi
Ilustrasi. Foto: JPNN

jpnn.com - jpnn.com - Indonesia tengah 'diganggu' dengan keberadaan berita bohong (hoax) serta ujaran kebencian (hate speech) yang menyebar viral di media sosial.

Ironisnya, hoax dan hate speech sulit dibendung di tengah kemajuan teknologi informasi.

Hoax malah dimanfaatkan kelompok radikal untuk melakukan provokasi yang bertujuan untuk merusak Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Kelompok radikal sangat pintar memanfaatkan hoax untuk melakukan provokasi. Ini bahaya karena kelompok radikal ingin memecah belah NKRI. Untuk itu, kita harus bisa memperkuat diri dengan saling berbagi, saling menyantuni, saling mengajarkan yang baik. Juga jangan saling menghujat, jangan mudah percaya terhadap sumber berita yang belum tentu benar agar keberagaman yang ada di dalam bangsa ini tidak mudah terpecah belah," ujar mantan rektor UIN Ar-Raniry Banda Aceh Yusny Saby.

Menurutnya, keberadaan hoax dan hate speech tidak lepas dari kultur masyarakat Indonesia yang selama ini kadang sudah tidak percaya lagi mana berita benar dan tidak.

Itu terjadi karena terlalu seringnya berita hoax di media dan hate speech beredar di media sosial.

Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Aceh itu menambahkan, harus ada lembaga yang benar-benar bisa menjadi panutan bagi masyarakat dalam memerangi hoax dan hate speech.

"Tidak harus lembaga agama, karena faktanya masih ada lembaga agama yang kadang juga menciptakan sebagian dakwah-dakwah yang memprovokasi. Ini sangat menyedihkan," ungkap Yusny.

Indonesia tengah 'diganggu' dengan keberadaan berita bohong (hoax) serta ujaran kebencian (hate speech) yang menyebar viral di media sosial.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News