Kemenag Kaji Kurikulum Tanggap Bencana

Kemenag Kaji Kurikulum Tanggap Bencana
Salah satu kawasan yang diterjang gempa Sulteng. Foto: M. Kusdharmadi/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Usulan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) agar Kementerian Pendidikan Kebudayaan (Kemendikbud) dan Kementerian Agama (Kemenag) membuat kurikulum tanggap bencana, langsung direspon. Dirjen Pendidikan Islam Kamaruddin Amin menyambut baik usulan tersebut.

Namun, pihaknya masih akan melakukan kajian terlebih dahulu, apakah dibuat kurikulum khusus atau memperkuat yang sudah ada.

"Kami kaji dulu kemungkinannya; apakah perlu kurikulum khusus atau mengadaptasi atau meng-adjust yang sudah ada," terang Kamaruddin, Senin (8/10).

Dia mengakui banyak madrasah, pesantren, dan perguruan tinggi keagaman Islam (PTKI) yang terdampak gempa. Di Lombok-NTB misalnya, lebih 100 madrasah mengalami kerusakan. Ada juga puluhan gedung pesantren dan PTKI.

Sebagai langkah tanggap darurat, lanjut Kamaruddin, Kemenag telah menyiapkan 120 tenda yang digunakan untuk ruang belajar dan kuliah korban terdampak bencana gempa. Proses belajar mengajar pun tetap berjalan. Termasuk digunakan untuk kegiatan _trauma healing_.

"Saya kira ke depan, perlu dikaji upaya untuk lebih mempersiapkan peserta didik dalam menghadapi bencana," jelasnya.

Sebelumnya, Komisioner KPAI Retno Listyarti mengatakan bila bencana alam terjadi, biasanya banyak fasilitas pendidikan, baik sekolah maupun madrasah, yang mengalami kerusakan. Retno berharap pemerintah siap menghadapi kemungkinan tersebut, salah satunya dengan menerapkan kurikulum sekolah darurat.

"Oleh karena itu, masyarakat dan pemerintah diharapkan memiliki kesiapan menghadapi bencana yang bisa terjadi sewaktu-waktu, termasuk menyiapkan sekolah darurat dan kurikulum sekolah darurat di wilayah terdampak bencana seperti gempa bumi, tsunami, gunung meletus, dan lain-lain," papar Retno. (esy/jpnn)


Masyarakat dan pemerintah diharapkan memiliki kesiapan menghadapi bencana yang bisa terjadi sewaktu-waktu, termasuk menyiapkan sekolah darurat.


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News