Kemendikbud Akui Sulit Ajak Anak Mau Bersekolah

Kemendikbud Akui Sulit Ajak Anak Mau Bersekolah
Diskusi kebijakan pendidikan dan kebudayaan di Kantor Kemendikbud, Rabu (7/6). Foto: Mesya Mohammad/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengalami kesulitan mengajak anak tidak‎ sekolah untuk bersekolah.

Pasalnya, banyak di antaranya yang memang tidak ingin bersekolah dan juga tidak berminat ikut kursus.

"Kemendikbud sebagai instansi penyalur Kartu Indonesia Pintar (KIP)‎ menghadapi kendala mendorong anak tidak sekolah untuk sekolah atau masuk ke lembaga kursus. Hal ini memengaruhi realisasi penyaluran dana Program Indonesia Pintar (PIP)," kata Staf Khusus Mendikbud Bidang Monitoring Implementasi Kebijakan, R. Alpha Amirrachman dalam diskusi kebijakan pendidikan dan kebudayaan di Kantor Kemendikbud, Rabu (7/6).

Dia menyebutkan, pemerintah mengasumsikan 2,9 juta anak tidak sekolah. Tahun lalu, hanya 60 ribuan anak yang berhasil diajak untuk bersekolah atau masuk lembaga kursus.

Sedangkan tahun ini, hingga Mei sudah 500 ribuan anak yang datanya telah masuk.

"Data ini akan terus bergerak naik. Kami berharap makin banyak anak tidak sekolah bisa lanjut sekolah atau masuk lembaga kursus," terangnya.

Alpha menambahkan,‎ anak yang tidak menggunakan KIP lebih banyak tidak sekolah‎. Kendati KIP sudah dikrim dan diberikan petunjuk tapi tidak juga dibaca penerima. Alhasil dana PIP-nya ngendon di bank penyalur.

"Sayang kalau KIP ini tidak dipakai karena uang itu ada di bank‎. Dan uang tersebut tidak bisa digunakan bila penerima tidak mencairkannya," tandasnya. (esy/jpnn)


Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengalami kesulitan mengajak anak tidak‎ sekolah untuk bersekolah.


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News