Kementan Genjot Serapan Gabah Petani Wilayah Jawa Timur

Kementan Genjot Serapan Gabah Petani Wilayah Jawa Timur
Ilustrasi gabah: FOTO: HARYADI/PONTIANAKPOST/JPNN

jpnn.com, JAWA TIMUR - Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian (Kementan), Agung Hendriadi menyatakan kita semua mempunyai misi besar untuk mewujudkan ketahanan pangan.

Pertama dari aspek ketersediaan, kedua aspek keterjangkauan, dan ketiga adalah stabilisasi harga dan pasokan.

Untuk mendorong percepatan sergap, Agung yang didampingi Kepala Pusat Ketersediaan dan Kerawanan Pangan Andriko Noto Susanto, berkeliling ke wilayah Jember sampai Bondowoso untuk memantau sergap dan harga yang terjadi di lapangan.

"Kalau harga sampai jatuh, petani akan beralih ke komoditas lain, akibatnya ketersediaan pangan berkurang dan berimplikasi terhadap ketahanan pangan wilayah dan nasional," ujar Agung saat rapat koordinasi Serap Gabah Petani (Sergap) di Kantor Subdivre Jember, Bondowoso. Selasa (9/4).

Menurut Agung, potensi serapan oleh Bulog kepada petani dapat bersumber dari 2 pintu, pertama dari mitra berupa gabah langsung ke UPGB dan beras tidak langsung dari LUPM, dan kedua dari Mitra Bulog berupa gabah (gudang filial) dan beras (gudang Bulog).

Pada 2018 lalu, Bulog Divre Jatim mampu menyerap 1.000 ton setara beras per hari, tahun ini diharapkan bisa naik atau minimal bisa mempertahankan.

Bulog Divre Jatim menyatakan bahwa target dan realisasi pengadaan gabah-beras di Jatim belum signifikan namun akan terus ditingkatkan.

"Realisasi Jatim sampai 8 April 2019 baru mencapai 10.400 ton, sementara sisa target masih ada 340 ribu yang harus kita kejar sampai Desember 2019," ujar Cecep Anjinandian, Wakadivre Bulog Jatim.

Untuk meningkatkan serapan, Mitra Bulog sepakat untuk menyalurkan setara beras sebesar 250 ton terdiri dari 100 ton dr UD Samudera, 150 dari UD Chandra dan Vincent.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News