Kesaksian Korban Kerusuhan Tinju di Nabire

Bom Asap Bikin Mata Orison Kabur dan Tak Sadar

Kesaksian Korban Kerusuhan Tinju di Nabire
Orison Mote (kanan) bersama korban lainnya di RSUD Nabire, Rabu(17/7). Foto: Sidik M Tualeka/JPPhoto
Final kejuaraan tinju amatir Bupati Cup di GOR Kota Lama, Nabire, Papua, Minggu (14/7) malam lalu, sedianya menjadi pesta rakyat. Ribuan penonton datang melebihi kapasitas gedung. Sayang, kerusuhan antarpenonton berujung meninggalnya 17 orang.

SIDIK M. TUALEKA, Nabire

Orison Mote awalnya tidak berniat menonton pertandingan tinju. Pemuda 17 tahun dari suku Deyai itu turun ke Nabire untuk membeli peralatan sekolah. Orison bersiap mengikuti masa orientasi siswa baru di SMA Negeri 1 Deyai esok harinya. Deyai adalah kabupaten baru di daerah pegunungan hasil pemekaran dari Nabire. Orison menghabiskan enam jam untuk sampai ke Nabire.

Setiba di Nabire, Orison memborong dua lusin buku tulis dan sejumlah alat tulis. Misi selesai. Namun, dia ti­dak lantas pulang. ""Mumpung Minggu, saya ingin cari hiburan di kota,"" kata anak pasangan Meri Ikomou dan Frans Mote itu.

Final kejuaraan tinju amatir Bupati Cup di GOR Kota Lama, Nabire, Papua, Minggu (14/7) malam lalu, sedianya menjadi pesta rakyat. Ribuan penonton

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News