Kiai Tasik Khawatir Khatib Jadi Corong Pemerintah

Kiai Tasik Khawatir Khatib Jadi Corong Pemerintah
KH Abun Bunyamin Ruhiat. Foto: Pojoksatu

jpnn.com - jpnn.com - Wacana sertifikasi khatib yang dilontarkan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin langsung mendapat respons negatif dari para pemuka agama. Bahkan ulama-ulama di daerah sudah bersuara menolak gagasan tersebut.

Ulama besar Tasikmalaya, KH Abun Bunyamin Ruhiat mengaku khawatir sertifikasi akan menjadi celah bagi pemerintah mengintervensi ulama.

“Dikhawatirkan suaranya (khatib, Red) menjadi suara pemerintah, bukan suara yang diinginkan mereka (penceramah, Red),” ujar pimpinan Pondok Pesantren Cipasung itu saat dihubungi Radar Tasikmalaya, Selasa (31/1).

Dalam wawancara terpisah, Pimpinan Pondok Pesantren Nurul Islam, Kecamatan Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya, KH Dedi Anwar Muhtadin berharap pemerintah tidak sampai melakukan sertifikasi kepada para khatib.

Dia beralasan, setiap khatib mempunyai keilmuan masing-masing. Seperti menguasai ilmu waris, pemerintahan, zakat, wakaf, kerukunan beragama, keluarga sakinah, perkawinan, radikalisme, baca tulis Alquran dan lainnya.

Kalau pun pemerintah tetap bersikeras merealisasikan wacana tersebut, lanjutnya, setidaknya jangan sampai ada pembatasan materi ceramah.

“Para khatib ini dalam ceramahnya harus dengan penuh dengan keikhlasan dengan ilmu agama yang ada dimanfaatkan untuk mencari barokah dan keridoan Allah SWT,” ujarnya.

Kementerian Agama (Kemenag), sebelumnya, merancang program sertifikasi khatib. Namun sampai sekarang belum diputuskan lembaga mana yang menjalankan program tersebut. Rencana Kemenag tersebut diingatkan berbagai pihak supaya tidak meniru model pengawasan ceramah khatib di era Orde Baru (Orba).

 Wacana sertifikasi khatib yang dilontarkan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin langsung mendapat respons negatif dari para pemuka agama. Bahkan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News