Kisah Pak Guru Honorer Nyambi jadi Pemulung
jpnn.com - Mursidi, 26, melakoni pekerjaan sebagai guru sekaligus staf tata usaha. Pulang sekolah berganti kostum, menjadi pemulung yang merangkap pedagang keliling. Inilah contoh anak muda penggerak ekonomi kecil di desanya.
Fathul Rakhman – Lombok Timur
Karena puasa, jadwal sekolah di SMPN 1 Montong Gading berakhir lebih awal. Bagi Mursidi, staf tata usaha sekaligus guru geografi, pulang lebih awal ini dimanfaatkan sebaik-baiknya.
Sambil menunggu waktu berbuka, Mursidi memiliki waktu 5 jam untuk melakoni profesi lainnya yakni pemulung dan pedagang keliling.
Belum lama duduk di teras rumahnya di Dusun Pesanggrahan, Desa Pesanggrahan, Kecamatan Montong Gading, Lombok Tmur, NTB, handphon bututnya berdering.
Di seberang telepon, suara perempuan terdengar dari speaker. Perempuan itu mengabarkan barang-barangnya sudah siap dan meminta Mursidi segera datang ke tempatnya.
Rabu siang (7/6), perempuan yang menelepon Mursidi itu adalah pedagang di tempat wisata Otak Kokok Joben, sekitar 5 km dari rumah Mursidi.
Perempuan itu mengabarkan karung berisi barang rongsokan sudah penuh. Mursidi meminta perempuan itu menunggu dan menanyakan apakah ingin beras atau pulsa listrik.
Mursidi, 26, melakoni pekerjaan sebagai guru sekaligus staf tata usaha. Pulang sekolah berganti kostum, menjadi pemulung yang merangkap pedagang
- Dana BOS Aman jika Seluruh Guru Honorer jadi PPPK, Begini Penjelasannya
- Diduga Mencabuli Murid, Oknum Guru Honorer di Cirebon Diciduk Polisi
- Guru Honorer Tak Dapat Formasi PPPK 2024, Dirjen Nunuk: Tidak Akan Dialihkan ke Paruh Waktu
- 248.497 P1 & Guru Honorer Tak Terakomodasi, Diangkat PPPK Paruh Waktu? Dirjen Nunuk Bicara
- Tidak Ada Alasan Menolak Mengangkat Honorer jadi ASN, NIP PPPK Sudah Disiapkan
- Ramon Hoski: Kami Bergerak ke Sekolah-Sekolah untuk Menuntaskan Pembagian SK Honorer