Kisah Pasutri Bercerai Gara-gara Beda Pilihan soal Capres

Kisah Pasutri Bercerai Gara-gara Beda Pilihan soal Capres
Ilustrasi: Fajar Krisna/Radar Surabaya

jpnn.com - Sudah banyak cerita tentang beda pilihan calon presiden (capres) membuat banyak pertemanan buyar. Namun, di Surabaya perbedaan polihan soal capres membuat pasangan suami istri (pasutri) mengakhiri rumah tangga mereka.

Ah serius?

Begini ceritanya.

Donwori -sebut saja namanya begitu- sebagai warga Nahdlatul Ulama (NU) fanatik mendukung duet capres dan calon wakil presiden (cawapres) yang sealiran dengannya. Karena itu pria 35 tahun tersebut akan memilih pasangan calon yang ada kiainya.

Lain halnya dengan Karin -panggil saja istri Donwori dengan nama itu- yang memilih pasangan calon lain. Meskipun Donwori sudah berkali-kali meyakinkan Karin soal pasangan capres-cawapres yang menurutnya terbaik, perempuan 32 tahun itu tetap pada pendiriannya.

Semula Donwori merasa optimistis bahwa Karin akan mengubah sikap politiknya. Donwori menyakini hal itu hanya masalah waktu.

Namun, belakangan sikap politik Karin justru makin berseberangan dengan Donwori. Karin juga kian terbuka mengumbar sikap politiknya sehingga Donwori sebagai kepala rumah tangga merasa geram.

"Aku kepala rumah tangga. Haruse kan istri ngikut opo omongane suami (hasurnya kan istri menuruti omongan suami, red),” kata Donwori di ruang tunggu Pengadilan Agama (PA) Kelas IA Surabaya akhir pekan lalu.

Sudah banyak cerita tentang beda pilihan calon presiden (capres) membuat banyak pertemanan buyar. Namun, di Surabaya perbedaan polihan soal capres membuat pasangan suami istri (pasutri) mengakhiri rumah tangga mereka.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News