Kisah Spiritual: La Tansa, Cucu

Oleh: Prof Dr Samsul Wahidin

 Kisah Spiritual: La Tansa, Cucu
Prof Dr Samsul Wahidin. Foto For Radar Malang/JPNN.com

jpnn.com, MALANG - Biasanya istilah la tansa (bahasa Arab) itu digunakan untuk memberi nama kedai, tempat fotokopi, atau yang lain. Pokoknya tempat usaha. Dalam Alquran, la tansa itu artinya adalah jangan lupa. Atau jangan melupakan (terhadap urusan tertentu), khususnya urusan dunia.

Urusan dunia kualifikasinya adalah la tansa atau jangan lupa. Ibarat dititipi sesuatu ketika belanja ke pasar, maka kualifikasi titipan itu juga la tansa.

Jadi, kalau benar-benar tansa (lupa) maka tidak jadi masalah, karena itu bukan urusan pokok.

Demikian dunia yang kita tempati ibaratnya hanya beberapa kejap ini, sifatnya juga la tansa dibandingkan dengan akhirat yang kekal. Jadi, urusan pokoknya adalah akhirat, sementara kalau dunia hanya la tansa: Jangan lupa.

Cucu pertama saya perempuan sudah kelas I SD. Dari luar pulau, kedua orang tuanya tugas di Malang, makanya dia ikut bergabung di rumah.

Sungguh sebuah kebahagiaan yang tidak bisa diukur, mengingat selama ini rumah hanya berdua yang menempati. Sekarang jadi ramai, seolah terbayar rasa rindu selama berada di luar pulau.

Meskipun masih kelas satu di Arrohmah, dia sudah diajari berpuasa. Motivasi terkuat datang dari gurunya dan tentu saja dari ibu dan bapaknya.

Setiap sahur dia dibangunkan dan sampai hari ke sepuluh, masih terlihat ogah-ogahan.

Biasanya istilah la tansa (bahasa Arab) itu digunakan untuk memberi nama kedai, tempat fotokopi, atau yang lain.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News