Kontraktor Basement Siloam: Kami Belum Itung-Itungan

Kontraktor Basement Siloam: Kami Belum Itung-Itungan
FOTO : Jawa Pos

jpnn.com, SURABAYA - Rencananya, setelah proyek basement di belakang Siloam Hospital selesai, gedung 26 lantai akan langsung dibangun di atasnya. Namun, proyek tersebut harus dihentikan setelah dinding penahan galian jebol dan membuat Jalan Raya Gubeng ambles.

''Kami uruk lagi galiannya. Semua. Tanpa terkecuali,'' ujar Dirut PT Nusa Konstruksi Enjiniring (NKE) Djoko Eko Suprastowo kemarin (26/12).

Alasannya adalah keamanan. Pihaknya tidak mau peristiwa serupa terjadi lagi. Masih ada kemungkinan dinding penahan jebol di sisi lain. Sebab, saat membangun basement tersebut, kontraktor justru memperkuat sisi selatan dan barat basement. Sisi timur yang ambles tidak diprediksi sebelumnya. Karena itulah, pengurukan galian harus dilakukan agar amblesnya dinding penahan tidak terulang.

Apalagi, hujan turun hampir setiap hari. Kondisi air tanah yang naik membuat longsor bisa terjadi sewaktu-waktu. Galian pun kini berubah jadi kolam. Sejak fokus me-recovery Jalan Raya Gubeng, kontraktor memang menghentikan proyek basement tersebut.

Djoko menyatakan bahwa pengurukan basement itu bakal dilakukan secepat-cepatnya. Namun, saat ini pihaknya masih fokus mengembalikan fungsi jalan raya yang sudah diaspal kemarin. Setelah basement tertutup tanah, pihaknya bakal membuat kajian ulang untuk memulai kembali proyek tersebut. Yang dikaji adalah kekuatan tanah sekaligus kekuatan dinding penahan yang sudah dibangun.

''Kalau masih bisa dipakai, ya dipakai. Kalau tidak layak, ya harus diganti,'' ucapnya.

Pengerjaan dinding basement itu sebenarnya bukan garapan PT NKE. Ada perusahaan lain yang khusus membangun bagian bawah tanah gedung tersebut, sedangkan PT NKE bertugas membangun bagian gedung bertingkatnya. Pengurukan seluruh area basement tentu menyedot banyak anggaran. Namun, Eko tak mau membicarakan total nilainya. ''Kami belum itung-itungan,'' jelasnya.

Yang jelas, untuk pengembalian kondisi Jalan Raya Gubeng bersama dengan PT Saputra Raya sebagai pemilik proyek, mereka mengeluarkan anggaran Rp 10 miliar. Eko menegaskan, seluruh anggaran recovery jalan itu mereka tanggung. Biaya yang sudah dikeluarkan pemkot untuk pengurukan diganti. ''Termasuk alat yang sudah didatangkan pemkot,'' katanya. (sal/c22/ayi) 


Yang jelas, untuk pengembalian kondisi Jalan Raya Gubeng bersama dengan PT Saputra Raya sebagai pemilik proyek, mereka mengeluarkan anggaran Rp 10 miliar.


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News