Koordinator Honorer K2 Ikut Desak Ketum PB PGRI Mengundurkan Diri

Koordinator Honorer K2 Ikut Desak Ketum PB PGRI Mengundurkan Diri
Ketum PB PGRI Unifah Rosyidi dan jajaran usai bertemu Presiden Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (5/12). Foto: M Fathra Nazrul Islam/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Desakan Andi Asrun agar Unifah Rosyidi mundur sebagai ketum Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PB PGRI) mendapat dukungan Koordinator Honorer K2 Indonesia Bhimma.

Menurut Bhimma, Unifah memang pantas mundur karena telah mendorong honorer K2 ikut tes PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja).

"Kami dukung 100 persen pernyataan Pak Asrun. Pak Asrun sudah membela hak-hak honorer lewat jalur hukum," kata Bhimma kepada JPNN, Jumat (8/3).

BACA JUGA: Gaji Guru Honorer Ngadat 3 Bulan, Beli Bensin dari Uang Utang

Dia menilai, Unifah tidak layak memimpin PB PGRI karena menghentikan amanah perjuangan almarhum Sulistyo terkait ruh perjuangan K2 Indonesia jadi PNS. Tapi Unifah justru mendorong honorer menjadi PPPK.

"Kami masih ingat bagaimana almarhum ikut melakukan aksi demo menuntut keadilan kepada pemerintah. Namun, presiden tetap pada pendiriannya," tuturnya.

Bhimna menambahkan, Unifah bukan lagi pembela honorer tapi menjadi perpanjangan tangan pemerintah untuk menekan semua perjuangan. Aksi-aksi tidak dibolehkan dan guru honorer/tenaga kependidikan diarahkan tunduk pada aturan pemerintah.

"PB PGRI adalah organisasi guru. Kalau pemimpinnya lebih membela pemerintah, kenapa harus didukung. Harusnya organisasi guru membela hak-hak anggotanya. Bukan malah menginjak hak-hak anggota hanya demi mendapatkan pujian presiden," kritiknya.

Koordinator Honorer K2 Indonesia Bhimma mendukung Andi Asrun yang mendesak Ketum PB PGRI Unifah Rosyidi mengundurkan diri.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News