Korsel Kecewa Perundingan AS - Korut Gagal, Jepang Malah Happy
jpnn.com, TOKYO - Kegagalan pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dan Pemimpin Tertinggi Korut Kim Jong-un pada 27-28 Februari lalu menuai reaksi dari Jepang dan Korsel. Negeri Sakura senang tak ada kesepakatan yang merugikan mereka. Tetapi, tidak demikian Korsel.
Meski tidak ada hasil yang dicapai, Jong-un mendapat penilaian positif dari pertemuan pertama dan kedua dengan Trump. Terlebih, dalam KTT di Hanoi, dia mau diwawancarai media asing.
BACA JUGA: Kim Jong Un Pulang Tanpa Hasil, Sangat Malu
Direktur Security and International Studies Program di National Graduate Institute for Policy Studies, Tokyo, Narushige Michishita mengungkapkan bahwa pertemuan tersebut menunjukkan fakta bahwa Jong-un adalah pemimpin yang rasional dan penuh perhitungan.
Tidak adanya kata sepakat membuat Jepang lega. Sebab, sebelumnya ada kabar bahwa Korut akan menyerahkan misil balistik interkontinentalnya (ICBM). Tetapi, rudal jarak pendek dan menengah akan tetap dimilikinya. Nah, misil jarak menengah Pyongyang sangat mampu menjangkau Jepang.
Berbeda dengan Jepang, bagi Korea Selatan (Korsel), kegagalan kesepakatan Korut-AS adalah berita buruk. Proyek-proyek yang mereka rencanakan dengan negara tetangganya tersebut tidak akan bisa dicapai. Korut-Korsel ingin menghubungkan rel kereta api dua negara. Tetapi, untuk melakukan itu, sanksi-sanksi yang dijatuhkan ke Pyongyang harus dicabut lebih dahulu.
BACA JUGA: Trump dan Kim Gagal Capai Kesepakatan
Terhubungnya rel kereta dua negara bakal menguntungkan dua pihak. Korsel bisa mengekspor barang-barang lewat jalur kereta ke berbagai penjuru dunia dengan biaya lebih murah. Posisi Korsel yang berada di ujung Semenanjung Korea membuatnya hanya punya dua opsi untuk melakukan ekspor. Lewat jalur laut yang lebih lama atau jalur udara cepat tapi lebih mahal.
Kegagalan pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dan Pemimpin Tertinggi Korut Kim Jong-un pada 27-28 Februari lalu menuai reaksi dari Jepang dan Korsel
- Sebut BI Fast Punya Kelemahan, Deni Daruri Sarankan Belajar dari AS
- China Menilai Amerika Serikat Munafik, Sorot Bantuan untuk Ukraina
- Sekjen Kemnaker Anwar Sanusi Berharap Banyak Peserta SSW Bekerja di Jepang
- DBL Camp 2024 Hadir di Jakarta, Ratusan Pelajar Berebut 12 Tiket ke Amerika Serikat
- Belanja Militer Dunia Nyaris Tembus Rp 40 Kuadriliun, 3 Negara Ini Paling Boros
- Kecewa Berat, Palestina Tinjau Ulang Hubungan dengan Amerika Serikat