Kritik Koruptor dengan Rai Gedek

Kritik Koruptor dengan Rai Gedek
Sejumlah warga berswa foto dengan latar belakang senimanyang menampilkan Street Art Dalam Kurung, di Jalan Tunjungan, Surabaya, Jumat (14/9). Foto Andy Satria/Radar Surabaya/JPNN.com

jpnn.com, SURABAYA - Ada banyak cara untuk menyampaikan kritik terhadap maraknya kasus korupsi yang terjadi di negeri ini.

Terlebih lagi, para pelaku justru merupakan pejabat yang seharusnya menjadi figure dan panutan masyarakat.

Para pelaku seni, dari Komunitas Teater Jati Suara Indonesia Surabaya, menyampaikan kritiknya dengan memasang anyaman bambo pada wajah. Rai Gedek, yang berkonotasi tidak tahu malu alias muka tembok.

Tema ini diangkat untuk mengingatkan kembali kepada masyarakat tentang budaya malu.

“Lihat koruptor-koruptor di DPRD Malang kapan hari itu. Mereka itu sudah tau salah tetapi malah ketawa-ketawa,” kata Koordinator Jati Suara Indonesia Surabaya Heri.

Heri menilai, titik malu para koruptor tersebut sangatlah rendah. “Saya tidak habis pikir mereka (koruptor) kok masih bisa tertawa. Apa sudah tidak punya malu atau bagaimana mereka itu,” tuturnya.

Heri berharap, seninya dapat sebagai pengingat terhadap masyarakat dalam setiap pengambilan keputusan hendaknya dipikirkan secara matang, agar tidak menimbulkan masalah di kemudian hari.

“Harus berhati-hati dalam berbuat. Terlebih jika tindakan kita dapat menyengsarakan orang banyak,” ujarnya.

Seniman mengkritik para koruptor dengan cara Rai Gedek yang berkonotasi tidak tahu malu alias muka tembok.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News