Lulusan Universitas yang Menganggur Bertambah 10%

Lulusan Universitas yang Menganggur Bertambah 10%
Ilustrasi mahasiswa wisuda. Foto: AFP

jpnn.com, SURABAYA - Jumlah lulusan universitas yang menganggur setiap tahunnya terus bertambah. Menurut Direktur Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) Patdono Suwignjo, tahun ini penambahannya mencapai 10%.

"Data BPS menyebutkan lulusan universitas yang menganggur bertambah 10%. Sedangkan lulusan pendidikan vokasi berkurang 30%. Sementara saat ini, politeknik hanya ada 5,4% dari perguruan tinggi di Indonesia," ungkap Patdono dalam diskusi yang diselenggarakan Jawa Pos bertajuk "Menyiapkan Perguruan Tinggi untuk Melihat Tantangan dan Peluang di Era Disruption" di Gedung Graha Pena, Surabaya.

Dia memaparkan, pendidikan vokasi di Indonesia memiliki tiga tantangan yang harus diselesaikan. Pertama, mindset masyarakat yang belum menempatkan pendidikan vokasi sebagai prioritas utama dalam melanjutkan pendidikan. Kedua, belum optimalnya keterlibatan dunia industri dalam pengembangan pendidikan vokasi.

Ketiga, perguruan tinggi swasta belum mau membuat politeknik, sehingga jumlah pendidikan vokasi masih terbatas dan didominasi dari perguruan tinggi negeri.

"Selama ini para orang tua lebih memilih menyekolahkan anaknya ke universitas dibanding politeknik. Kita perlu menyadarkan masyarakat agar mau sekolah vokasi. Kita perlu buat politeknik menjadi pilihan yang menarik," tuturnya.

Patdono juga menekankan perlunya mengubah kurikulum pada pendidikan vokasi yang lebih mengacu pada industri. Kurikulum tersebut, menurutnya perlu mengacu pada kurikulum vokasi di Jerman yang mengaplikasikan dual system, yakni 50% pembelajaran di perguruan tinggi dan 50% praktik di industri.

Pendidikan vokasi diyakini bisa meningkatkan daya saing masyarakat Indonesia di dunia kerja. Jika pendidikan di universitas melahirkan akademisi berijazah, maka pendidikan vokasi melahirkan tenaga terampil bersertifikat yang sudah tentu juga memiliki ijazah. Hal inilah yang menjadi nilai tambah yang dibutuhkan oleh industri.

"Pendidikan vokasi seperti politeknik tidak hanya memberikan ijazah karena ijazah kurang laku untuk digunakan melamar pekerjaan di industri, (sedangkan) yang laku adalah sertifikat kompetensi yang dikeluarkan dari lembaga kredibel," pungkasnya. (esy/jpnn)


Berdasar data BPS, lulusan universitas yang menganggur bertambah 10%, sedang lulusan pendidikan vokasi berkurang 30%.


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News