Makan Keju di Malam Hari Bikin Tidur Nyenyak?

Makan Keju di Malam Hari Bikin Tidur Nyenyak?
Makanan dari bahan keju. Foto: Food Network

jpnn.com - Banyak orang percaya bahwa mengonsumsi keju sebelum tidur bisa membuat Anda mengalami mimpi buruk. Apakah ini sekadar mitos atau fakta?

Menurut sebuah studi yang dilakukan oleh British Cheese Board pada 2005, periset melibatkan 200 peserta yang diberi keju kurang dari satu ons 30 menit sebelum tidur, dan meminta peserta untuk mencatat mimpi mereka.

Hasilnya, para peserta yang mengingat mimpinya tidak melaporkan telah mengalami mimpi buruk. Bahkan, para peserta melaporkan mimpi yang menyenangkan usai mengonsumsi keju.

Tidak hanya itu, peserta juga melaporkan mengonsumsi keju sebelum tidur membantu mereka untuk tertidur dengan lebih cepat. Periset berhipotesis bahwa hal ini disebabkan oleh melimpahnya asam amino yang disebut triptofan, yang digunakan tubuh untuk menghasilkan hormon serotonin.

Hormon ini merupakan neurotransmiter yang ada di otak dan usus, dan terkait dengan kesehatan mental. Hormon ini juga berfungsi untuk membantu mengatur tidur, nafsu makan, dan mood. Pada akhirnya, Anda merasa tenang dan bisa tidur pulas di malam hari.

Meski keju dapat membantu Anda mendapatkan kualitas tidur yang baik, beberapa jenis keju memiliki kandungan tinggi lemak yang justru menyebabkan ketidaknyamanan pada pencernaan. Tentu saja hal ini dapat mengganggu kualitas tidur, jika Anda memakannya terlalu dekat dengan waktu tidur. Untuk menghindari hal ini, pilih keju rendah lemak, seperti mozzarella, cottage atau cheddar.

Sebuah penelitian membuktikan bahwa orang yang diberikan diet tinggi keju memiliki tingkat kolesterol baik (high-density lipoprotein/HDL) lebih tinggi daripada mereka yang tidak. Ini karena jamur hasil fermentasi keju (Penicillium roqueforti) dapat memusnahkan bakteri jahat.

Bakteri jahat tersebut bertindak sebagai parasit dan membentuk kolesterol di dalam tubuh. Sedangkan kandungan enzim pada produk olahan susu ini juga berperan dalam mencegah inflamasi atau peradangan, yang berkaitan dengan penyakit kardiovaskular.

Hormon ini merupakan neurotransmiter yang ada di otak dan usus, dan terkait dengan kesehatan mental. Hormon ini juga berfungsi untuk membantu mengatur tidur.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News