Hikayat Achmad Sjaichu (2)

Masjid Istiqlal dan Menara Bung Karno yang Tingginya Dua Kali Monas

Masjid Istiqlal dan Menara Bung Karno yang Tingginya Dua Kali Monas
Potret pelantikan Achmad Sjaichu jadi pimpinan DPRGR, 1966 ini termuat dalam buku Kembali Ke Pesantren. Foto: Repro Wenri Wanhar/JPNN

"Berbagai alasan, oleh Sjaichu dikemukakan saat itu. Intinya pembangunan atau penyelesaian Masjid Istiqlal lebih penting dan lebih mendesak ketimbang membangun menara," tulis Gus Dur dan kawan-kawan.

Ke-esokan harinya, Sjaichu dipanggil ke Istana Negara. Ia dijemput Mualif Nasution, orang dekat Bung Karno.

"Bung Karno pasti marah soal kritikan semalam," pikir Sjaichu yang baru kali itu dipanggil ke Istana oleh Presiden.

Sampai di Istana, "dari luar Bung Karno nampak duduk santai bersama para menterinya. Antara lain, Chaerul Saleh yang duduk persis di samping Bung Karno."

Begitu sampai di pintu ruang tengah Istana, Bung Karno langsung berdiri. Seraya mengacungkan tinju ke arah Sjaichu, Bung Karno berkata dalam aksen Suroboyoan, "koen arek enom kok kurang ajar, ha!" (kamu anak muda kok kurang ajar, ha!).

Bung Karno kenal anak muda itu. Sjaichu anak tiri KH Abdul Wahab Chasbullah, kawan dekat Bung Karno.

"Karepmu iki yo opo? (maumu ini bagaimana?)" tanya Bung Karno.

Sjaichu lantas memberi penjelasan.

DULU, berbarengan dengan pembangunan Masjid Istiqlal, ada rencana membangun Menara Bung Karno di daerah Ancol. Tingginya dua kali Monas. Kalangan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News