Megawati: Kenapa Rakyat Ditakut-takuti Jangan Pilih Jokowi?

Megawati: Kenapa Rakyat Ditakut-takuti Jangan Pilih Jokowi?
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri saat memberikan amanat kepada sekitar 5.000 kader dan simpatisan PDI Perjuangan dalam acara 'Jambore Kader Komunitas Juang se- Jawa Tengah' di Gor Satria Purwokerto. Foto: Istimewa

jpnn.com, BANYUMAS - Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri mengatakan bahwa sejak pemilu pertama tahun 1955 keadaan Indonesia aman dan damai. Bahkan Rakyatnya senang saat datang ke Tempat Pemilihan Suara (TPS).

“Kenapa sekarang orang ditakut-takuti jangan pilih Jokowi. Memangnya kenapa ya Pak Jokowi, katanya demokrasi, demokarasi apa?” kata Megawati Soekarnoputri saat memberikan amanat kepada sekitar 5.000 kader dan simpatisan PDI Perjuangan dalam acara 'Jambore Kader Komunitas Juang se- Jawa Tengah' di Gor Satria Purwokerto, Banyumas, Minggu (10/2).

Menurut dia, penyebaran hoaks menjadi penyebab keadaan bangsa Indonesia menjadi seperti saat ini. Ujaran kebencian terus disebar untuk menjatuhkan Jokowi yang telah bekerja dan berupaya membangun Indonesia.

Baca juga: Megawati Bakal Gembleng BTP ke Arah yang Lebih Baik

“Aneh sekali sekarang ini. Kenapa hanya mencari seorang Presiden rakyat ini ditebarkan kebencian hoaks segala, hanya untuk memenangkan yang menyebarkan hoaks,” ujarnya.

“Pertanyaan sebaliknya saya, kalau kalian dibegitukan kayak apa ya rasanya, tidak ada sopan santun lagi, tidak ada saling bergotong royong. Padahal Pancasila sama dengan gotong royong, dan Pancasila bukan dibuat oleh bung Karno, tapi digali dari kultur Indonesia.  Wez kalah ya kalah wae tho yo," sambung Megawati.

Baca juga: Menambah Daya Pikat PDIP pada Milenial Lewat RedMe

Dia pun meminta agar penyebar hoaks kebencian segera sadar dan bertanggung jawab dengan apa yang telah dilakukan selama ini.

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mempertanyakan hoaks yang menakuti-nakuti masyarakat untuk tidak memilih Jokowi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News