Mengapa Trauma Masa Lalu Sulit Dihilangkan?

Mengapa Trauma Masa Lalu Sulit Dihilangkan?
Korban trauma. Foto Ilustrasi: pixabay

jpnn.com - Setiap orang pasti pernah merasakan pengalaman pahit dalam hidupnya. Ada yang sifatnya ringan, sedang, hingga berat yang bisa berdampak pada trauma psikis yang berkepanjangan (post-traumatic stress disorder atau PTSD). Bangkit dari trauma memang tak mudah dan butuh proses. Namun, jangan menyerah dengan keadaan dan cobalah untuk berusaha mengatasinya dengan berbagai cara.

Tak semua orang bisa pulih dari trauma dengan cepat. Ada yang bisa dengan mudah melupakannya, ada traumanya datang dan pergi, dan ada pula yang selalu dihantui trauma sepanjang hidupnya.

Mengapa trauma masa lalu sulit dihilangkan?

Kecepatan seseorang untuk melupakan masa lalunya yang kelam sangat bergantung pada seberapa dalam ia tersakiti. Jika pada saat itu orang tersebut benar-benar terpuruk atau dihadapkan dengan keadaan hidup dan mati, maka trauma bisa membekas seumur hidupnya (meski kadarnya bisa berkurang seiring berjalannya waktu).

Namun, jika pengalaman pahit tersebut tak terlampau buruk hingga membuat hidup seseorang terpuruk, maka trauma yang seperti itu lebih mudah untuk dihilangkan.

Selain bergantung pada kedalaman luka psikis, sulitnya seseorang untuk melupakan masa lalunya yang gelap juga dipengaruhi oleh lingkungan dan orang-orang sekitar, apalagi yang tidak mendukung. Entah cuek atau bahkan menyalahkan (seperti yang banyak dialami korban pemerkosaan).

Selain itu, penderita pun tidak diberikan atau tidak memiliki akses untuk mendapatkan terapi sesi konsultasi yang tepat. Sehingga, bukannya trauma memudar, justru penderita makin merasa bersalah dan membenci dirinya. Belum lagi penderita juga mungkin saja termakan stigma yang beredar di masyarakat.

Trauma kembali muncul, apa sebabnya?

Bangkit dari trauma memang tak mudah dan butuh proses. Namun, jangan menyerah dengan keadaan dan cobalah untuk berusaha mengatasinya dengan berbagai cara.

Sumber klIkdokter

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News