Mengunjungi The MacDonald House, Lokasi Pengeboman oleh Usman dan Harun
Setelah Direnovasi, Kini Menjadi Kantor Bank
Peristiwa tersebut "menyakitkan" bagi Singapura. Karena itu, dalam sidang di pengadilan Negeri Singa tersebut, pelaku pengeboman, Sertu KKO Anumerta Usman Janatin dan Kopral KKO Anumerta Harun Said, akhirnya dihukum gantung.
Sebaliknya, bagi Indonesia, kedua serdadu tersebut merupakan pahlawan. Karena itu, layak bila pemerintah kemudian mengabadikan nama keduanya di kapal perang milik TNI-AL.
Penamaan KRI Usman-Harun itulah yang menyulut ketersinggungan Singapura. Mereka berkeberatan atas penggunaan Usman-Harun sebagai nama KRI. Tapi, pemerintah Indonesia bersikukuh tetap akan menggunakan nama KRI Usman-Harun di salah satu alutsista-nya.
Selain Usman dan Harun, sebenarnya ada seorang tentara KKO lain yang ikut mengebom gedung TMH. Prajurit bernama Gani itu berhasil lolos dari maut dan kembali ke Indonesia hingga kini tidak diketahui keberadaannya.
Sementara itu, gedung TMH kini telah direnovasi menjadi kantor bank yang sibuk. Anehnya, ketika Jawa Pos menanyakan sejarah gedung itu, tidak ada karyawan bank tersebut yang tahu. "This is bank, not historical building (Ini bank, bukan gedung bersejarah, red)," ucap seorang karyawan yang enggan diketahui identitasnya Rabu (12/2).
Cerita pengeboman itu, tampaknya, mulai dilupakan warga Singapura. Terutama oleh generasi muda mereka. Khairul, 22, mengaku tidak tahu pasti sejarah gedung tersebut. Ketika dikatakan bahwa gedung itu pernah dibom, dia menggeleng. "Setahu saya gedung itu pernah terbakar. Tidak dibom," tuturnya saat ditemui di taman dekat TMH.
Khairul mengakui dirinya tidak mendapat pelajaran sejarah negaranya secara detail. Tidak heran jika dia tidak banyak tahu peristiwa-peristiwa bersejarah di negaranya. "Setahu saya, ada info bahwa gedung ini akan dirobohkan. Tapi, saya tidak tahu kapan," katanya.
Hal senada diungkapkan Alkina, petugas MRT (mass rapid transit) yang beroperasi di kawasan Orchard Road. "Memang, saya tahu gedung itu pernah dibom. Tapi, saya tidak tahu pasti peristiwanya karena saat itu saya belum lahir," ujar pria 34 tahun tersebut.
Polemik penamaan KRI Usman-Harun tidak lepas dari sejarah infiltrasi Indonesia ke Singapura 49 tahun silam. Dua prajurit Indonesia, Sertu KKO Anumerta
- Dulu Penerjemah Bahasa, kini Jadi Pengusaha Berkat PTFI
- Mengintip Pasar Apung di KCBN Muaro Jambi, Perempuan Pelaku Utama, Mayoritas Sarjana
- Tony Wenas, Antara Misi di Freeport dan Jiwa Rock
- Hujan & Petir Tak Patahkan Semangat Polri Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Wilayah Terluar Dumai
- Tentang Nusakambangan, Pulau yang Diusulkan Ganjar Jadi Pembuangan Koruptor
- Pesantren Ala Kadarnya di Pulau Sebatik, Asa Santri di Perbatasan Negeri