Merasa Ditipu, Calon TKI Lapor Polisi

Merasa Ditipu, Calon TKI Lapor Polisi
Merasa Ditipu, Calon TKI Lapor Polisi
CIREBON - Merasa ditipu oleh sebuah lembaga pendidikan dan keterampilan dengan inisial HI, para calon tenaga kerja Indonesia (TKI) melapor ke Mapolres Cirebon. Mereka mengaku sudah membayar belasan juta rupiah, namun tidak lulus seleksi untuk penempatan kerja di Korea. Sembilan dari 17 orang yang menjadi korban dari Indramayu, sempat mengadukan permasalahan tersebut dengan datang ke Radar Cirebon. Mereka berharap tidak ada lagi masyarakat yang menjadi korban.

     

Menurut Tarwidi, sebagian besar korban adalah eks TKI Korea. Ia sendiri pernah menjadi TKI Korea yang difasilitasi Disnaker. Karena gaji menjadi TKI Korea lumayan besar, berkisar Rp10juta/bulan, ia tertarik untuk mengikuti seleksi lagi. Tapi jalurnya melalui LPK HI yang berkantor pusat di Ketanggungan, Brebes, dan memiliki kantor cabang di Pabedilan, Cirebon.

“Awalnya, teman sesama eks TKI Korea menyarankan kepada saya untuk menghubungi seseorang berinisial IR selaku Direktur LPK HI yang bisa memfasilitasi bekerja di Korea. Karena melihat saya mendaftar LPK tersebut, teman-teman di Lohbener dan Losarang tertarik ikut daftar,” ungkap Tarwidi didampingi korban lainnya yakni Tarmidi dan Rasim.

Tarwidi menjelaskan  uang yang sudah disetorkan kepada pihak LPK setiap orang rata-rata Rp18 juta. Itupun diklaim oleh LPK sebagai biaya murah karena hanya 50% dari total biaya untuk proses TKI Korea. Bagi peserta yang eks TKI Korea mengikuti pemantapan yang dilaksanakan selama seminggu, sedangkan bagi pemula mengikuti pelatihan bahasa Korea selama sebulan. Pada Desember 2010 baru mengikuti seleksi calon TKI Korea atau disebut EPS-KLT (Employment Permit System–Korean Language Test).

CIREBON - Merasa ditipu oleh sebuah lembaga pendidikan dan keterampilan dengan inisial HI, para calon tenaga kerja Indonesia (TKI) melapor ke Mapolres

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News