Mitos Munculnya Bola Api Pemicu Aksi Bunuh Diri

Mitos Munculnya Bola Api Pemicu Aksi Bunuh Diri
Bunuh diri. Ilustrasi Foto: dok.JPG

Terkait dengan keberadaan tim pencegahan bunuh diri yang dibentuk Pemkab, Sudoko secara tidak langsung belum mengetahui. Pada saat kematian H terdengar, banyak warga sekitar yang kaget untuk kemudian datang melayat.

Namun, dia tidak melihat kehadiran perwakilan pemkab ataupun camat sekitar yang hadir, untuk melakukan pendampingan maupun konseling. “Paling yang hadir tadi saya lihat dari Lurah,” ujarnya.

Tidak jauh berbeda dengan yang dialami Joko Pramono. Warga dusun Gading, kecamatan Playen itu adalah sosok pelaku yang gagal bunuh diri, namun bisa kembali bangkit melanjutkan hidup.

Pria 28 tahun itu saat ditemui Jawa Pos menyebut, peristiwa yang dia lakukan di tahun 2015 itu disebabkan rundungan masalah yang dia alami. “Banyak masalah saya, tapi tidak bisa saya ceritakan di sini,” kata Joko.

Menurut Joko, masalah yang dia miliki saat itu lebih banyak dia pendam sendiri. Hal itu yang membuat dia pada satu momen memilih mengakhiri hidup dengan minum racun.

Joko beruntung karena tidak lama setelah dia meminum itu, tetangganya bernama Joko Waluyo datang menyelamatkan dan membawanya ke klinik terdekat. “Saya waktu itu merasa getun (menyesal, red), kenapa kok memilih jalan itu,” kata Joko.

Situasi pasca peristiwa itu masih membuka peluang Joko untuk kembali melakukan aksi bunuh dirinya. Tak jarang, pelaku bunuh diri perlu melakukan aksi beberapa kali, sampai kemudian bisa menuntaskan niat gelapnya itu.

Joko beruntung peristiwa kelam itu adalah yang pertama dan terakhir, karena lingkungan sekitar banyak memberi empati kepadanya untuk pulih.

Sudah sering muncul pemberitaan kasus bunuh diri di kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Jogjakarta. Berbagai mitos dikaitkan dengan kerapnya

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News