Moratorium Infrastruktur Memunculkan Masalah Baru

Moratorium Infrastruktur Memunculkan Masalah Baru
Ketua Komisi V DPR RI Fary Djemy Francis. Foto: Humas DPR

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Komisi V DPR Fary Djemy Francis menyesalkan sikap Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono yang mangkir dari rapat kerja di DPR, Rabu (14/3).

Padahal, kata Fary, kehadiran Basuki penting karena membahas maraknya kecelakaan konstruksi dalam pembangunan proyek staregis nasional. Insiden terbaru adalah bocornya pipa gas milik PT Perusahaan Gas Negara (PGN) di Cawang, Jakarta Timur akibat pengeboran proyek LRT.

“Saya menyesalkan ketidakhadiran Menteri PUPR hari ini. Padahal rapat ini sangat penting guna mengetahui insiden kecelakaan konstruksi,” kata Fary.

Sekretaris Fraksi Gerindra DPR ini menyebutkan, satu poin penting yang akan dipertanyakan dewan dalam rapat tersebut adalah mengenai hasil moratorium pembangunan infrastruktur selama 19 hari pasca insiden Tol Becakayu.

Selain belum menerima laporan, Fary juga mempertanyakan peristiwa bocornya pipa gas milik PT PGN akibat galian proyek LRT oleh pihak pelaksana dari BUMN.

“Ini seolah menegaskan kembali bahwa moratorium 19 hari yang dilakukan Kementerian PUPR ternyata tidak berdampak. Moratorium justru berujung kecelakaan baru. Lagi-lagi proyek yang dikerjakan BUMN menciptakan masalah baru," pungkasnya.(fat/jpnn)


Fary Djemy Francis menyesalkan sikap Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono yang mangkir dari rapat kerja di DPR, Rabu (14/3).


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News