Nasihat Pak Harto ke Anak-anaknya Jelang Lengser 21 Mei 1998

Nasihat Pak Harto ke Anak-anaknya Jelang Lengser 21 Mei 1998
Soeharto. Foto: The Straits Times

jpnn.com, JAKARTA - Putri sulung Presiden Kedua RI Soeharto, Siti Hardijanti Rukmana menceritakan tentang keputusan ayahnya lengser pada 21 Mei 1998. Tokoh yang akrab disapa dengan panggilan Mbak Tutut itu menuturkan, ayahnya memilih mundur menuruti desakan masyarakat dan politikus ketimbang bertahan di kursi kepresidenan.

"Kala itu beliau memanggil kami anak-anaknya dan beliau menyampaikan niatnya tersebut," ujar Tutut sebagaimana menuliskannya dalam artikel berjudul Bapak Kami Melarang Dendam di laman tututsoeharto.id, Senin (21/5).

Tutut bersama adik-adiknya tidak rela ketika Pak Harto harus mundur. Sebab, presiden kelahiran 8 Juni 1921 di Bantul, Yogyakarta itu sudah mengabdikan seluruh hidupnya untuk bangsa dan negara, tetapi justru diperlakukan tak semestinya.

Bahkan, Tutut sempat memohon kepada Pak Harto untuk menunda dulu keputusan undur diri dari jabatan presiden. "Saat itu bapak (Pak Harto, red) bertanya, ‘untuk apa (bertahan, red)?’,” katanya.

Menurut Tutut, pendukung ayahnya kala itu masih sangat banyak. Bahkan, para pendukung Pak Harto siap mempertahankannya di posisi presiden.

"Tapi Bapak bertanya lagi, 'apa yang akan kamu lakukan?’” kata Tutut menirukan ayahnya.

"Kami jawab, mereka siap turun ke jalan dan akan melawan demonstrasi yang sekarang berlangsung, Pak," jawab Tutut kepada Pak Harto.

Maksud Tutut kala itu adalah menunjukkan bahwa ayahnya tak bersalah sebagaimana tuduhan yang muncul dari para penyeru reformasi. Selain itu, Tutut juga meyakinkan ayahnya bahwa masih banyak loyalisnya.

Putri sulung Presiden Kedua RI Soeharto, Siti Hardijanti Rukmana menceritakan tentang keputusan ayahnya lengser pada 21 Mei 1998.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News