Ngebom Tiket, Jurus Produser Menggoreng Jumlah Penonton

Ngebom Tiket, Jurus Produser Menggoreng Jumlah Penonton
Suasana Nonton Bareng Film layar lebar berjudul Dilan yang digelar kaum muda yang tergabung dalam Posko Kebinekaan di salah satu bioskop di Kota Palembang. Foto: Istimewa

jpnn.com - Industri perfilman tanah air terus tumbuh. Film baru bermunculan, layar kian ''lebar'', penonton pun bertebaran. Ada isu miring yang sempat mencuat. Kemunculan penonton siluman atau ngebom tiket.

Ngebom tiket adalah ketika PH atau produser sendiri yang membeli tiket, lantas membagi-bagikannya. Trik ini digunakan karena jumlah penonton di hari-hari pertama penayangan sangat krusial bagi kesuksesan sebuah film.

Jika sebuah film sudah banyak ditonton pada hari pertama maka pihak produser akan lebih mudah mempromosikannya ke publik. Jumlah penonton juga berpengaruh kepada minat investor untuk membiayai proyek-proyek selanjutnya.

''Itu memang ada. Menurut saya, itu produser yang bukan kreator, melainkan gambler,'' ujar Produser Starvision Chand Parwez Servia.

Penontonnya terlihat banyak, tetapi kadang-kadang yang nonton tidak ada. ''Buat apa kita bikin film, lalu tiketnya dibeli sendiri? Itu kan konyol,'' tegasnya.
Trik itu, lanjut dia, justru ''membunuh'' industri perfilman.

Sebagai ketua BPI, Parwez menuturkan bahwa kendali berada di tangan masyarakat. ''Penonton tahu kok pilihan film yang diambilnya. Saya percaya, film yang baiklah yang akan ditonton,'' tuturnya.

Samtani, produser Rapi Films, saat ditemui di kantornya menambahkan, fenomena ''ngebom tiket'' tidak bisa dibilang menguntungkan. Sebab, rumah produksi yang bersangkutan harus menyediakan dana khusus yang cukup besar untuk membeli tiket. Meski jumlah penonton besar, perusahaan tidak serta-merta bisa untung. (len/nor/c5/nda)


Industri perfilman tanah air terus tumbuh. Namun, kini ada isu miring yang mencuat mengenai penonton siluman dan ngebom tiket


Redaktur & Reporter : Adil

Sumber Jawa Pos

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News