Ngobrol dengan Gwendoline Christie, si Brienne of Tarth

Ngobrol dengan Gwendoline Christie, si Brienne of Tarth
Gwendoline Christie pemeran Brienne of Tarth di serial Game of Thrones. Foto: AFP

jpnn.com - Gwendoline Christie tidak hanya berjuang secara fisik untuk menghidupkan peran Brienne of Tarth yang perkasa. Dia juga mengalami luka batin lantaran di-bully gara-gara sosoknya yang androgini. Dalam media junket di London Februari lalu, wartawan Jawa Pos RETNA CHRISTA berkesempatan berbincang dengan perempuan charming bertinggi 191 cm tersebut.

 

Bagaimana perasaanmu meninggalkan Game of Thrones (GoT)?

Complicated. Peran ini sudah jadi bagian dari hidupku selama delapan tahun terakhir (Gwendoline bergabung mulai season 2 pada 2012). Aku sudah punya banyak karya sebelum GoT. Ada teater, film, dan lainnya, tapi ini benar-benar berkesan. Aku nggak percaya bisa menjalani pekerjaan yang begitu panjang. Aku belum pernah berkesempatan mengeksplorasi sebuah karakter selama bertahun-tahun seperti Brienne ini.

So, sedih?

Mmm, aku malah excited dengan prospek mengerjakan dan mengeksplorasi hal-hal baru. Dan kesempatan untuk -semoga- hal yang berbeda-beda. Tapi memang sih, aku merasa aman dan nyaman selama masih ada GoT.

Apa yang kamu suka dari Brienne?

Dia ini karakter yang extraordinary. Ini bukan karakter yang mudah diterima oleh fans. Beda seperti Jon Snow, Daenerys, atau Arya. Dia nggak atraktif, dan dia nggak mengikuti standar-standar perempuan pada masa itu. Dia selalu merasa dirinya sebagai outsider, jadi dia berusaha keras untuk jadi orang baik. Somehow kita merasa related dengan itu. Dia hero dengan caranya sendiri.

Gwendoline Christie tidak hanya berjuang secara fisik untuk menghidupkan peran Brienne of Tarth yang perkasa. Dia juga mengalami luka batin lantaran di-bully gara-gara sosoknya yang androgini

Sumber Jawa Pos

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News