Obat #Stress2019 Ala Shanghai

Obat #Stress2019 Ala Shanghai
Dahlan Iskan.

jpnn.com - Waktu di Shanghai saya terkesima dengan berita ini: orang antre beli rumah mewah. Yang disebut ‘rumah’ di sana berarti apartemen.

Apartemen mewah jadi kacang goreng. Baru terjadi dua minggu lalu. Menjelang saya berangkat ke Amerika.

Misalnya di proyek Qiantan Ocean One. Yang dibangun Joy City Property. Dia hanya jual 437 unit. Yang antre membeli 3.100 orang.

Padahal harga per meter perseginya selangit: 93.800 Renminbi. Atau sekitar Rp 190 juta/m2. Berati satu rumah yang luasnya 290 m2 itu harganya Rp 55 miliar.

Mengapa begitu laris? Ternyata harga itu dianggap murah. Itulah harga maksimum yang ditetapkan pemerintah. Untuk kawasan itu. Untuk kelas itu. Harga pasarnya 20 persen lebih tinggi.

Apakah di Shanghai pemerintah menetapkan harga? Yang tidak boleh dilanggar?

Begitulah.

Itu peraturan baru. Untuk mengendalikan gilanya kenaikan harga rumah. Tak tertahankan. Sudah menjadi keluhan nasional: rakyat tidak akan lagi mampu beli rumah. Sebesar apa pun UMR-nya.

Beijing memerlukan Meijing. Seperti Jakarta memerlukan Meikarta. Sebuah perumpamaan yang memang agak benar –ngawurnya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News