Pak JK: Emir bawa Garuda dari Terpuruk jadi Sehat

Pak JK: Emir bawa Garuda dari Terpuruk jadi Sehat
Emirsyah Satar. Foto: WSJ

jpnn.com - jpnn.com -Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) masih membidik sasaran baru di pusaran kasus suap pengadaan pesawat dan mesin pesawat di PT Garuda Indonesia.

Setelah menetapkan mantan Direktur Utama (Dirut) PT Garuda Emirsyah Satar dan pemilik Connaught International sekaligus pendiri PT Mugi Rekso Abadi (MRA) Soetikno Soedarjo sebagai tersangka, KPK mengunci sejumlah nama yang diduga memiliki keterkaitan dengan kasus suap dari Rolls-Royce tersebut.

Di antaranya Hadinoto Soedigno, bekas Direktur Operasional Citilink Indonesia dan mantan Dirut PT Garuda Maintenance Facilities (GMF) AeroAsia. Kemudian Agus Wahyudo (mantan Vice President Asset Management Garuda Indonesia) dan Sallyawati Rahardja (tokoh penting di PT MRA Grup milik Soetikno Soedarjo).

Mulai Senin (16/1) kemarin, Emir dan Soetikno bersama ketiga nama yang saat ini berstatus saksi tersebut sudah dicegah pergi ke luar negeri selama enam bulan ke depan. Meski dilakukan pencegahan, KPK belum mau membeberkan secara detail peran tiga saksi tersebut. "Menurut penyidik, saksi ini dalam berbagai kapasitasnya dibutuhkan keterangannya dalam proses penyidikan," kata Juru Bicara (Jubir) KPK Febri Diansyah di Jakarta, kemarin (20/1).

KPK menetapkan Emirsyah Satar dan Soetikno Soedarjo sebagai tersangka pada Kamis (19/1). Emir diduga menerima suap dari Soetikno berupa uang Euro 1,2 juta dan USD 180 ribu atau setara Rp 20 miliar serta sejumlah barang senilai USD 2 juta (Rp 26 miliar). Suap dari Rolls-Royce itu diduga berkaitan dengan pengadaan 11 pesawat Airbus A330-300 pada 2012 oleh PT Garuda.

Sebetulnya, ada tiga pilihan mesin untuk Airbus A330-300. Yakni, Rolls-Royce Trent 700, Pratt & Whitney PW 400, atau GE CF6-80E. Namun, PT Garuda memilih pesawat Airbus A330-300 ditenagai mesin Rolls-Royce Trent 700 yang merupakan produk Rolls-Royce, perusahaan asal Inggris.

Sebagai catatan, total pengadaan pesawat Airbus di PT Garuda selama kurun waktu 2005-2014 atau dibawah kepemimpinan Emir adalah sebanyak 50 unit. Dari hasil penyidikan lembaga antikorupsi Inggris Serious Fraud Office (SFO) sebenarnya menyebutkan ada dua pejabat PT Garuda yang menerima suap dari Rolls-Royce. Terkait hal itu, KPK menjawab diplomatis. Febri mengatakan, pihaknya masih fokus pada dua tersangka yang telah ditetapkan saat ini.

Terkait bukti-bukti yang diperoleh dari SFO dan lembaga antikorupsi Singapura atau Corrupt Practices Investigation Bureau (CPIB) tetap akan digunakan untuk memperkuat konstruksi kasus korupsi lintas negara (transnasional) itu. "Bila memang nanti ditemukan bukti permulaan yang cukup tentu tidak tertutup kemungkinan diprosesnya pihak lain," ujar Febri.

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) masih membidik sasaran baru di pusaran kasus suap pengadaan pesawat dan mesin pesawat di PT Garuda Indonesia.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News