Pakai Pola 4-3-3, Agresivitas Sriwijaya FC Mulai Dipertanyakan

Pakai Pola 4-3-3, Agresivitas Sriwijaya FC Mulai Dipertanyakan
Pemain Sriwijaya FC latihan. Foto: Evan/dok.JPNN.com

jpnn.com, PALEMBANG - Sriwijaya FC yang mengusung pola agresif 4-3-3 sebagai ganti dari pakem 4-4-2 ternyata belum menakutkan bagi lini belakang lawan.

Agresivitas Sriwijaya FC musim ini bahkan jauh dari yang diharapkan.

Statistik bicara, lini depan Sriwijaya FC hanya mampu berikan 36 kali gangguan kepada kiper lawan dalam tujuh partai yang telah dijalani.

Jumlah 36 kali tembakan ke gawang lawan ini 18 di antaranya on target. Catatan ini menempatkan Sriwijaya FC sebagai tim agresif ke-15 dari 18 kontestan Liga 1.

Handicap ini tentu berbanding terbalik dengan materi pemain Sriwijaya FC yang banyak bernaluri menyerang. Lihat saja, posisi striker dan gelandang serang juga winger saja totalnya ada 11. Sementara pemain bernaluri bertahan ada 18 pemain, itu sudah di dalamnya termasuk empat kiper.

Dengan pola 4-3-3, starting elemen Sriwijaya FC juga gak jauh beda dengan musim sebelumnya. Terutama lini depan. Tim kebanggaan Wong Kito ini masih andaikan duet BeThon alias Alberto "Beto" Goncalves dan Hilton Moreira sebagai mesin gol.

"Benar, pemain kami memang kurang melakukan tembakan ke gawang lawan. Ada banyak faktor yang mempengaruhi, salah satunya karena kami bergantung kepada Beto di depan," ungkap Asisten Pelatih Sriwijaya FC Hartono Ruslan kepada Sumatera Ekspres (Jawa Pos Group), Jumat (26/5).

Hartono menjelaskan, lini kedua juga kurang support dalam menekan pertahanan lawan. Lini ini biasanya diisi Tijani Belaid, Hilton Moreira, dan Rahmad Hidayat. Sementara posisi Tijani Belaid dan Hilton terlalu jauh dari gawang lawan. Situasi ini membuat keduanya sulit melepaskan tembakan. Meskipun keduanya memiliki akurasi tembakan bagus.

Sriwijaya FC yang mengusung pola agresif 4-3-3 sebagai ganti dari pakem 4-4-2 ternyata belum menakutkan bagi lini belakang lawan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News