Panglima TNI: Pancasila Sebagai Ideologi Negara Sudah Final

Panglima TNI: Pancasila Sebagai Ideologi Negara Sudah Final
Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo bersama Dewan Pengurus Pusat dan Wilayah Partai Persatuan Pembangunan (PPP) seluruh Indonesia di Ballroom Hotel Mercure, Ancol, Jakarta Utara, Kamis (20/7). Foto: Puspen TNI

jpnn.com, JAKARTA - Kita yang hidup sekarang bukan perebut atau pejuang kemerdekaan tetapi penikmat kemerdekaan. Oleh sebab itu kita harus menjaga, mempertahankan dan mengisinya dengan pembangunan.

“Para pejuang kemerdekaan telah merumuskan ideologi negara adalah Pancasila dan itu sudah final tidak boleh diubah lagi,” tegas Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo saat memberikan pengarahan di hadapan 1.100 peserta Musyawarah Nasional Dewan Pengurus Pusat dan Wilayah Partai Persatuan Pembangunan (PPP) seluruh Indonesia di Ballroom Hotel Mercure, Jl. Pantai Indah Ancol, Jakarta Utara, Kamis (20/7).

Lebih lanjut, Jenderal Gatot menegaskan bangsa lain pasti sangat berkepentingan untuk melemahkan dan menghancurkan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Mereka tahu bahwa Indonesia tidak bisa dihancurkan dengan kekuatan militer melainkan dengan cara adu domba seperti yang dilakukan penjajah zaman dahulu.

“Kalau ada pihak-pihak dengan menggunakan simbol-simbol ulama yang berbicara untuk mengubah ideologi negara dengan ideologi lain, dia pasti orang-orang yang sudah disusupi dari luar dan dibayar untuk merusak atau memecah belah bangsa Indonesia,” tegas Panglima TNI.

Panglima TNI menyampaikan bahwa, tidak mungkin seorang ulama berpikiran dan ingin merubah Pancasila sebagai ideologi negara karena kemerdekaan NKRI ini direbut oleh seluruh komponen bangsa Indonesia termasuk para ulama, kyai dan santri. Begitu juga Pancasila dirumuskan dengan nilai-nilai Ketuhanan yang sudah disepakati oleh para pemuka agama pada awal kemerdekaan.

Kepada peserta Munas, Panglima TNI meminta agar PPP berperan sebagai pemersatu dan penyalur aspirasi politik umat Islam.

“Saya minta PPP sebagai rumah besar umat Islam sekaligus pusat perjuangan untuk menegakkan Ahlulsunah Waljamaah dan Pancasila dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia,” tutupnya.(fri/jpnn)


Kita yang hidup sekarang bukan perebut atau pejuang kemerdekaan tetapi penikmat kemerdekaan. Oleh sebab itu kita harus menjaga, mempertahankan dan


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News