Panglima TNI: Waspadai Konflik Berlatar Belakang Energi dan Pangan

Panglima TNI: Waspadai Konflik Berlatar Belakang Energi dan Pangan
Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo saat memberikan pengarahan di hadapan 1.100 peserta Musyawarah Nasional DPP dan Wilayah PPP seluruh Indonesia di Hotel Mercure, Ancol, Jakarta Utara, Kamis (20/7). Foto: Puspen TNI

jpnn.com, JAKARTA - Dalam menghadapi kompetisi global dewasa ini, hendaknya kita perlu memahami berbagai tantangan dan peluang agar bangsa Indonesia bisa menjadi bangsa pemenang. Persaingan global antarnegara di dunia perlu diwaspadai, karena konflik dapat terjadi disebabkan berlatar belakang energi dan pangan.

Hal tersebut dikatakan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo saat memberikan pengarahan di hadapan 1.100 peserta Musyawarah Nasional Dewan Pimpinan Pusat dan Wilayah PPP seluruh Indonesia di Hotel Mercure, Ancol, Jakarta Utara, Kamis (20/7).

Menurut Jenderal Gatot, perkembangan penduduk dunia luar biasa dan semakin hari semakin bertambah, sementara itu energi dan pangan makin berkurang.

“Hal inilah yang menyebabkan persaingan global antar negara di dunia. Dunia tidak bertambah luas tetapi semakin sempit, sedangkan kebutuhan sumber daya alam berupa energi dan pangan semakin berkurang karena diambil secara terus-menerus,” jelasnya.

Lebih lanjut, Panglima TNI menyampaikan bahwa, negara yang kalah dalam kompetisi global akan menjadi negara multi krisis dan berimbas pada krisis sosial, migrasi perpindahan manusia antar negara untuk mencari penghidupan yang lebih baik.

“Konflik antar negara di seluruh dunia saat ini sejatinya di latarbelakangi oleh perebutan energi dan pangan. Kedepan, konflik di dunia akan bergeser ke daerah ekuator salah satunya Indonesia,” katanya.

Terkait pertambahan pendudukan dunia, Panglima TNI mengatakan bahwa menurut teori Maltus (1798), percepatan atau populasi penduduk meningkat seperti deret ukur, sedangkan ketersediaan pangan meningkat ibarat deret hitung. Apabila garis pertambahan penduduk dengan garis ketersediaan pangan bersinggungan di suatu titik, maka disitulah terjadinya titik kritis.

“Kalau kita analisa teori tersebut maka ketersediaan pangan dan energi akan sangat terbatas, karena jumlah penduduknya berkembang secara pesat, ini merupakan warning bagi Indonesia dimasa yang akan datang,” ungkapnya.

Pada kesempatan tersebut, Panglima TNI mengingatkan kembali, Presiden pertama RI Ir. Soekarno pernah menyampaikan bahwa kekayaan alam Indonesia suatu saat nanti akan membuat iri negara-negara di dunia. Sementara, Presiden RI Ir. Joko Widodo pada saat dilantik dalam pidatonya juga menyampaikan bahwa kaya akan sumber daya alam justru dapat menjadi petaka bagi Indonesia.

“Kita sebagai bangsa Indonesia harus waspada terhadap kekayaan sumber daya alam Indonesia, kalau tidak ingin menjadi perebutan negara lain,” tutup Jenderal TNI Gatot Nurmantyo.(fri/jpnn)


Dalam menghadapi kompetisi global dewasa ini, hendaknya kita perlu memahami berbagai tantangan dan peluang agar bangsa Indonesia bisa menjadi bangsa


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News