Paus Fransiskus Tak Sebut Rohingya di Hadapan Suu Kyi

Paus Fransiskus Tak Sebut Rohingya di Hadapan Suu Kyi
Paus Fransiskus bersalaman dengan Aung San Suu Kyi. Foto: Reuters

jpnn.com, NAYPIDAW - Paus Fransiskus bertemu Aung San Suu Kyi pada hari kedua lawatannya ke Myanmar kemarin, Selasa (28/11). Dalam pidato setelah pertemuan tersebut, bapa suci umat Katolik itu berbicara tentang Rohingnya.

Namun, sebagaimana dianjurkan Gereja Katolik Myanmar, paus sama sekali tidak menyebut kata Rohingya.

”Harta karun Myanmar yang paling berharga adalah rakyatnya. Sayang, mereka hidup menderita dan terus-menerus merasakan penderitaan karena konflik sipil serta kejahatan yang sudah berlangsung lama dan menciptakan perpecahan,” ujar Paus.

Kendati yang dideskripsikan adalah kaum Rohingya, rohaniwan 80 tahun tersebut menghindari kata Rohingya.

Gereja Katolik Myanmar sudah jauh hari meminta orang nomor satu Vatikan itu menghindari kata Rohingnya. Jika paus tidak mengikuti saran mereka, Gereja Katolik Myanmar mengaku khawatir dengan masa depan umat Katolik di sana. Sebab, sejumlah tokoh penting telah mewanti-wanti gereja tentang hal tersebut.

Pemerintah dan rakyat Myanmar tidak menggunakan kata Rohingya untuk menyebut kelompok masyarakat yang sudah lama menghuni perbatasan Myanmar-Bangladesh tersebut.

Mereka menyebut kaum Rohingya sebagai Bengali. Kata yang mengacu pada leluhur asli Rohingnya itu mengandung konotasi negatif di Myanmar. Sebab, Myanmar tidak mengakui masyarakat Rohingya sebagai bagian dari mereka. Paus juga tak menggunakan kata Bengali.

Kemarin Suu Kyi memberikan keterangan singkat tentang pertemuannya dengan Paus. Dalam pertemuan perdana itu, menurut putri mendiang Jenderal Aung San tersebut, mereka banyak membahas tentang konflik antaretnis.

Gereja Katolik Myanmar sudah jauh hari meminta Paus menghindari kata Rohingnya. Keselamatan umat di Myanmar taruhannya

Sumber Jawa Pos

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News