Pembukaan Meriah, Telong-Telong Bangkitkan Perjuangan dan Pariwisata Padang

Pembukaan Meriah, Telong-Telong Bangkitkan Perjuangan dan Pariwisata Padang
Arief Yahya. Foto: Kemenpar

jpnn.com, PADANG - Lapau Panjang Cimpago Pantai Padang, Kota Padang, Sumatera barat (Sumbar) mendadak penuh sesak. Betapa tidak, pantai yang terletak dekat dengan kota Padang itu menjadi ajang pembukaan Perhelatan Pawai Obor dan Telong-Telong yang digelar dalam rangka menyambut Kemerdekaan Indonesia dan hari jadi Kota Padang ke-348 tahun 2017, 6 Agustus 2017.

”Ini acara yang sangat penuh makna bagi Padang. Budaya dan seni bercampur menjadi satu, sebuah acara yang dampak utamanya adalah pada Pariwisata Padang. Masyarakat akan makmur jika kita memperhatikan semua atraksi untuk pariwisata dan kebangkitan Pariwisata,” kata Anggota DPR RI Betti Shadiq Pasadigoe dalam sambutannya di acara pembukaan Pawai Obor dan Telong-Telong 2017.

"Telong-Telong menjadi bagian yang membangkitkan pariwisata Padang. Kita harus jaga semua unsur budaya, seni maupun pariwisata Sumatera Barat yang kita punya,” lanjut Betti.

Betti merupakan anggota DPR RI dari daerah pemilihan I Sumatera Barat yang diberikan kesempatan ikut membuka acara tersebut. Kata Betti, dirinya mengucapkan terima kasih kepada pemerintah Kota Padang yang konsisten menjaga perhelatan tersebut yang menjadi hiburan bagi masyarakat dan wisatawan.

Wanita berhijab itu juga memberikan apresiasinya kepada Kementerian Pariwisata (Kemenpar) yang mendukung acara pawai tersebut dengan branding nasionalnya, Pesona Indonesia.

”Karena dengan kerja sama Kemenpar dan semua pihak, membangkitkan perekonomian masyarakat dengan pariwisata pasti bisa terwujud cepat,” kata Betti.

Hal senada diungkapkan oleh Wali Kota Padang H. Mahyeldi Ansharullah. Kata Wali Kota, selain sebagai ajang atraksi pariwisata di Padang, acara tersebut juga menjadi bagian perjuangan bangsa Indonesia saat di jaman penjajahan Belanda.

”Telong-Telong itu tidak sekadar acara pawai atau atraksi untuk pariwisata, namun sejarah menyatakan bahwa Telong-Telong adalah bagian dari perjuangan masyarakat Padang menjaga harga diri dan Kesatuan Republik Indonesia saat jaman penjajahan. Jadi acara ini sangat penuh makna. Selamat menikmati acara,” kata Wali kota dalam sambutannya.

Pihak Kemenpar hadir diwakili oleh Kepala Bidang Promosi Wisata Alam Asdep Pengembangan Segmen Pasar Personal Kemenpar Hendri Noviardi. Hadir juga Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Padang Medi Iswandi.

Hendri menjelaskan, bagi masyarakat Padang, Telong-Telong tak hanya sekadar festival biasa. Ada story telling sejarah panjang yang terkandung di dalamnya. Lewat Telong-Telong inilah rakyat Padang sukses memporak-porandakan pertahanan Belanda yang sedang menjajah Indonesia.

"Sejarahnya, Telong-Telong merupakan lampu yang digunakan pejuang untuk mengalahkan Belanda di Muaro Padang pada peristiwa heroik 7 Agustus 1669. Saat itu masyarakat Pauh dan Kuranji melawan VOC, yang menindas rakyat dengan merebut loji-loji Belanda. Telong-telong ini strategi pejuang kita agar dianggap ramai," kata Hendri yang juga diamini Medi Iswandi.

Peristiwa penyerangan loji Belanda di Muara Padang, 7 Agustus 1669, kemudian ditetapkan sebagai hari lahirnya Kota Padang. “Malam itu Belanda tak menduga akan diserang. Sebab, mereka mengira rakyat hanya menggelar pawai tradisi biasa,” katanya.

Namun tiba-tiba rakyat menyerbu dan memporak-porandakan loji-loji Belanda. Dengan kebersamaan dan kecerdasan masyarakat Minangkabau itulah, loji-loji itu akhirnya bisa direbut.

Lapau Panjang Cimpago Pantai Padang, Kota Padang, Sumatera barat (Sumbar) mendadak penuh sesak. Betapa tidak, pantai yang terletak dekat dengan kota

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News