Pembunuhan Massal, Kamar Mayat sampai tak Muat

Pembunuhan Massal, Kamar Mayat sampai tak Muat
DOKUMEN LANGKA: Suherman menunjukkan album foto tragedi pembantaian masal oleh Wirdjo di Banyuwangi tahun 1987. Foto: NIKLAAS ANDRIES/RADAR BANYUWANGI

jpnn.com - Aksi pembantaian yang dilakukan Wirdjo menjadi fenomenal di Banyuwangi, Jatim, tahun 1987 silam. Belasan nyawa melayang dan puluhan terluka dibabat sajam oleh hanya seorang Wirdjo kala itu.

Dari kejadian itu, ada sosok Suherman, 62, warga Kelurahan Taman Baru, Kecamatan Banyuwangi, yang turut menjadi satu dari sekian banyak saksi mata tragedi memilukan tersebut.

NIKLAAS ANDRIES, Banyuwangi

TANGGAL 12 Juli 1987 merupakan pengalaman kerja paling berkesan bagi Suherman saat bertugas di RSUD Blambangan.

Pagi itu, sekitar pukul 08.00, bapak dua anak ini sudah bersiap menunggu proses di ruangan. Rencananya, bersama kru lainnya di ruangan tersebut, dia akan melakukan tindakan operasi terhadap seorang pasien.

Kru medis rumah sakit pun sudah stand by di ruangan. Pasien yang akan menjalani proses sudah masuk ruang operasi. Pembiusan pun sudah dilakukan yang menandakan tindakan pembedahan segera bisa dilaksanakan.

Namun tiba-tiba, pesawat telepon di dalam ruangan operasi berdering nyaring. Suherman langsung bergegas menerima panggilan telepon itu.

Tidak lama kemudian, percakapan lewat sambungan alat komunikasi itu berakhir. Telepon yang kemudian diketahui dari Unit Gawat Darurat (UGD) itu, meminta seluruh kru operasi untuk pergi bergeser ke UGD.

Aksi pembantaian yang dilakukan Wirdjo menjadi fenomenal di Banyuwangi, Jatim, tahun 1987 silam. Belasan nyawa melayang dan puluhan terluka dibabat

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News