Peneror Novel Jago, Profesional Plus Banyak Uang

Peneror Novel Jago, Profesional Plus Banyak Uang
Penyidik senior KPK Novel Baswedan saat diwawancarai di Masjid Alfalah, Singapura, Jumat (12/07/2017). Foto: Imam Husein/Jawa Pos

jpnn.com, JAKARTA - Pengungkapan kasus teror kepada penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan sudah berjalan empat bulan.

Namun, belum ada titik terang siapa pelaku, aktor intelektual, maupun motif di balik teror biadab pada April 2017 lalu ini.

Penasihat hukum Indonesia Police Watch (IPW) Johnson Panjaitan mengatakan, jika melihat penjelasan Kapolri Jenderal Tito Karnavian usai dipanggil Presiden Joko Widodo ke Istana Negara, paling tidak sudah ada tiga hal yang terlihat.

"Orang yang survei dan mengamat-ngamati, eksekutornya dan mastermind-nya," kata Johnson di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (2/8).

Kemudian, kata Johnson, dari penjelasan itu juga mengisyaratkan bahwa bukti Polri untuk mengungkap kasus ini lemah. "Sampai bukti paling mendasar sidik jari saja hilang," ujarnya.

Johnson mengatakan, belum terungkapnya kasus ini juga karena pelakunya jago dan profesional. Hal ini jika dilihat dari awal perencanaan sampai eksekusi.

Dari CCTV yang beredar, pelaku juga sudah memperhitungkan posisi cahaya terang dan gelap saat melakukan penyerangan. Wajah mereka pun tidak teridentifikasi.

"Jadi bukan hanya menghilangkan identitas, tapi terang gelap saat menyerang itu dihitung benar," katanya.

Pengungkapan kasus teror kepada penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan sudah berjalan empat bulan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News