Penyesalan Ginting Setelah Gagal Bayar Utang ke Shi Yuqi

jpnn.com, FUZHOU - Anthony Sinisuka Ginting belum berhasil membayar utang kekalahan atas Shi Yuqi di Asian Games 2018. Dalam pertandingan perempat final Fuzhou China Open berdurasi 62 menit, Jumat (9/11) sore, Ginting takluk dengan skor 21-16, 14-21, 14-21.

Pada pertemuan sebelumnya di Asian Games 2018, Anthony dikalahkan dengan skor 21-14, 21-23, 20-21, di game penentuan, Ginting mundur karena mengalami kram pada kakinya.

Di pertandingan hari ini, Ginting memulai game dengan baik, Shi Yuqi yang tak bisa mengendalikan keadaan di game pertama, tak menemukan ritme permainannya. Namun sebaliknya di game kedua, Ginting banyak membuang kesempatan dengan melalukan kesalahan sendiri.

"Pada game pertama, saya bisa menerapkan strategi yang sudah saya rencanakan, saya bisa menguasai permainan. Saya berusaha supaya lawan tidak mengarahkan bola ke atas, dan ini berhasil, lawan jadi banyak melakukan kesalahan sendiri," kata Ginting kepada Badminton Indonesia.

"Shi Yuqi bermain dengan pertahanan lebih rapat di game kedua dan game ketiga. Saya malah banyak memberikan dia kesempatan menerapkan pukulan yang memang menjadi keunggulannya. Selain itu saya kurang sabar, sudah banyak dapat poin, cepat juga kehilangan poin lagi," imbuh Ginting.

Kekalahan ini membuat rekor pertemuan Ginting dengan Shi Yuqi menjadi 0-4. "Soal stamina, sebenarnya hari ini tidak ada masalah, mungkin power pukulan yang harus ditingkatkan lagi. Beberapa kalai smes saya diantisipasi oleh lawan," imbuh Ginting.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada wakil Merah Putih yang memastikan tiket semifinal. Tiga wakil sebelumnya juga sudah terhenti. Di ganda campuran, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir dan Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti dihentikan wakil tuan rumah.

Sedangkan Greysia Polii/Apriyani Rahayu tak bisa menahan laju pasangan Korea, Lee So Hee/Shin Seung Chan, dengan skor 17-21, 21-17, 18-21. Masih ada dua wakil yang akan bertanding di sektor ganda putra yaitu Marcus Fernaldi/Kevin Sanjaya dan Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan. (adk/jpnn)