Perang Tarif jangan Sampai Picu Kerusuhan

Perang Tarif jangan Sampai Picu Kerusuhan
ILUSTRASI. FOTO: Dok. JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Pakar Kebijakan Publik Universitas Indonesia Harryadin Mahardika mengatakan Indonesia merupakan market yang besar untuk transportasi berbasis online.

Menurut dia, sebagian orang menganggap transportasi online merupakan solusi berkendara, terlebih lagi di Jakarta. Karenanya, dia mengatakan perlu adanya regulasi yang bisa menguntungkan masyarakat maupun penyedia transportasi online.

"Tinggal regulasinya bagaimana supaya driver online dan konsumen bisa sama-sama untung," kata Harryadin di diskusi "Kisruh Transportasi Online" di Cikini, Sabtu (25/3).

Haryadin mengatakan, memang di transportasi online pemerintah hadir belakangan. Namun, kata dia, pemerintah juga tidak bisa disalahkan karena harus hati-hati dalam mengeluarkan regulasi.

Ketua DPP Organda Korwil II Wilayah DKI, Jabar dan Banten Safruhan Sinungan menilai pemerintah terlambat membuat aturan tentang transportasi online.

Dia menegaskan, Organda tidak pernah menentang bisnis transportasi. "Yang Organda sesalkan adalah tentang aturannya," kata Syahfruhan di kesempatan itu.

Menurut Syafruhan, aturan yang hingga kini dibuat oleh pemerintah adalah tentang keberadaraan dan operasional ojek online. Sedangkan revisi Peraturan Menteri Perhubungan nomor 32 tahun 2016 belum mencantumkan aturan kendaraan roda dua sebagai transportasi umum. "Kalau bisa dianggap sebagai transportasi, ya dibuat saja," katanya.

Dia mengingatkan, jika masih abu-abu seperti sekarang ini maka potensi konflik cukup besar. "Di lapangan terjadi persaingan tidak sehat. Satu sama lain perang tarif," tegasnya.(boy/jpnn)


Pakar Kebijakan Publik Universitas Indonesia Harryadin Mahardika mengatakan Indonesia merupakan market yang besar untuk transportasi berbasis online.


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News