Perempuan Penyelam Ini Cerita Kondisi Korban Lion Air

Perempuan Penyelam Ini Cerita Kondisi Korban Lion Air
Penyelam wanita Johan P Majabubun di posko terpadu Jakarta International Container Terminal (JICT), Tanjung Priok, Jakarta, Sabtu (3/11/18). FOTO: HENDRA EKA/JAWA POS

jpnn.com - Johan P Majabubun, ibu dua anak itu, seharian turut membantu tim evakuasi korban Lion Air PK-LQP di perairan Karawang, Jawa Barat. Namun, tak tampak kelelahan di wajahnya.

Dia satu-satunya perempuan di antara tujuh penyelam yang baru turun dari kapal SAR Sadewa Sabtu malam (3/11), sekitar pukul 19.00, di Dermaga JICT II. ”Aku terbiasa dikelilingi laki-laki. Hobi olahraga ya basket, di tempat kerja banyak laki-lakinya juga,” kata Johan (baca: Yohan), lantas tersenyum.

Selain sebagai anggota Persatuan Olahraga Selam Seluruh Indonesia (POSSI), dia menjadi instruktur di Jakarta Offshore Training Center. Itu adalah perusahaan pelatihan keselamatan kerja untuk bidang usaha di lepas pantai.

Meski sudah bertahun-tahun menjadi instruktur, pengalaman dalam rescue mengevakuasi korban kecelakaan pesawat baru kali ini dia ikuti.

”Saya sedih melihat kondisi korban dan membayangkan bagaimana perasaan keluarga yang ditinggalkan,” tutur perempuan yang tinggal di Depok, Jawa Barat, itu.

Yang ditemui Johan sepanjang evakuasi adalah serpihan-serpihan tubuh korban. Hampir semuanya tidak utuh lagi. Mulai tangan, dada, hingga daging yang tercecer.

Dia memang lebih sering berurusan dengan mayat korban daripada puing. Sebab, untuk urusan puing, sudah banyak yang mengambil.

Biasanya temuan serpihan tubuh korban itu dimasukkan ke jaring khusus. Sebelumnya, dia diberi kantong mayat. Tapi, karena malah berat saat diangkat lantaran terisi air, dia bersama timnya berinisiatif untuk menggantinya dengan jaring khusus yang rapat.

Wajah Johan P Majabubun tak tampak lelah meski baru saja seharian turut membantu tim evakuasi korban Lion Air PK-LQP di perairan Karawang.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News