Perlu Strategi Baru Dalam Dakwah dan Pengajaran Alquran

Perlu Strategi Baru Dalam Dakwah dan Pengajaran Alquran
Suasana pada acara pada pembukaan Konferensi Alquran JQH NU, Badan Otonom Organisasi PBNU, organisasi para Penghafal Alquran dan Tokoh yang menekuni dunia Alquran, di Jakarta, Senin (20/5). Foto: Ist

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum Pimpinan Pusat Jam'iyyatul Qurra Wal Huffazh (JQH) NU, H. Saifullah Maksum mengatakan perlu menggagas strategi baru dalam dakwah dan pengajaran Alquran di Era Milenial. Strategi dakwah dan pengajaran Alquran sebisa mungkin lebih dari sekadar kulit dan simbolnya saja, tetapi lebih utama adalah menyangkut esensi dan nilai-nilai kandungan Alquran.

“Pesan spiritual yang didakwahkan juga harus lebih diutamakan,” kata Saifullah Maksum pada pembukaan Konferensi Alquran JQH NU, Badan Otonom Organisasi PBNU, organisasi para Penghafal Alquran dan Tokoh yang menekuni dunia Alquran, yang diadakan di Hotel Sriwijaya Jakarta, Senin (20/5).

BACA JUGA: Pesan Ketua Komisi Dakwah MUI untuk Para Khatib

Belakangan ini, menurut Saifullah, kecintaan masyarakat Indonesia terhadap Alquran makin menggeliat. Hal tersebut bisa dilihat dari maraknya pesantren tahfidh, munculnya berbagai metode menghafal Alquran dan berbagai halaqoh serta seminar Alquran yang pesertanya tak pernah sepi. Tetapi, kecintaan masyarakat terhadap Alquran belum berpengaruh besar terhadap perbaikan moral bangsa Indonesia.

“Meningkatnya semangat kepada Alquran tetapi diiringi dengan peningkatan perilaku kriminal, pelecehan seksual, caci maki serta produksi hoaks yang bertebaran di berbagai media Sosial,” imbuhnya.

Dengan demikian, menurut Saifullah, ada yang salah dalam pemahaman dan penerapan nilai-nilai Alquran. “Ada yang kurang pas dalam hal ini, salah satu tujuan konferensi Alquran ini adalah untuk menjawab hal ini dan tentu pula tantangan lainnya di masa yang akan datang.”

Dalam acara pembukaan Konferensi tersebut, hadir di antaranya Menteri Agama RI Lukman Hakim Saifuddin, Rois Majelis Ilmi PP JQH NU, DR. KH. Ahsin Sakho Muhammad, KH. Saifullah Maksum serta para ahli Alquran dan pengasuh pesantren Alquran di seluruh Indonesia.

Konferensi Alquran yan akan berlangsung pada tangga 21-22 Mei 2019 tersebut juga akan dihadiri oleh para ahli Alquran seperti Prof. DR. KH. M. Quraish Shihab, Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, Prof. Dr Sayid Aqil Husein Al-Munawar, M. Tuan Guru Bajang (TGB) Muhamad Zainul Majdi, Ustaz Yusuf Mansur dan para pakar Alquran lainya.

Ketua Umum Pimpinan Pusat Jam'iyyatul Qurra Wal Huffazh (JQH) NU, H. Saifullah Maksum mengatakan perlu menggagas strategi baru dalam dakwah dan pengajaran Alquran di Era Milenial.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News