Pernyataan Sikap Ketum PB HMI Terkait Potensi Teroris Beraksi pada 22 Mei

Pernyataan Sikap Ketum PB HMI Terkait Potensi Teroris Beraksi pada 22 Mei
Ketua Umum HMI Respiratori Saddam Al Jihad. Foto: RMOL.co

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum Pengurus Besar HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) Respiratori Saddam Al Jihad mengatakan, adanya 29 orang terduga teroris yang ditangkap Densus 88 Antiteror lantaran berencana meledakkan bom di momentum 22 Mei adalah fakta yang harus diseriusi.

Pasalnya potensi “lone wolf” dalam setiap upaya kerusuhan selalu ada dan bisa menyebabkan potensi banyak korban hanya karena perebutan kekuasaan semata.

Lone wolf (serigala sendirian) merupakan istilah teroris yang tidak tersistemik, namun berbahaya dan berpotensi mengakibatkan kerusuhan dan jatuh korban.

Kandidat Doktor Ilmu Pemerintahan ini menjelaskan, ada segelintir pihak yang memanfaatkan emosi rakyat untuk menginginkan kekisruhan demokrasi di Indonesia.

BACA JUGA: Massa Pimpinan Lukman Said Siap Adang Aksi People Power 22 Mei

"Ini sungguh tidak bernurani. Kami menolak ada gerakan yang mengadu domba rakyat dan hanya untuk kepentingan segelintir pihak," kata Saddam dalam pesan elektroniknya, Sabtu (18/5).

Saddam mengungkapkan, pada 17 Mei Kedutaan Besar Amerika Serikat mengeluarkan peringatan adanya peningkatan risiko terorisme. Sehingga dalam kondisi seperti ini baik negara dan masyarakat harus mempunyai visi bersama untuk menjaga kedamaian dan persatuan demi keberlanjutan Republik Indonesia.

Dia mengajak semua pihak menjaga kedaulatan rakyat dengan menghargai proses demokrasi dan menjauhi kekisruhan politik yang akan merugikan bangsa dan berpotensi memicu disintegrasi bangsa.

Ketum HMI Respiratori Saddam Al Jihad menilai, ada segelintir pihak yang memanfaatkan emosi rakyat untuk menginginkan kekisruhan demokrasi di Indonesia pada 22 Mei 2019.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News