Hikayat Achmad Sjaichu (4)

Pertemuan Empat Mata dengan Soeharto

Pertemuan Empat Mata dengan Soeharto
Potret Achmad Sjaichu dan Soeharto duduk berdampingan ini termuat dalam buku Kembali ke Pesantren. Foto: Repro Wenri Wanhar/JPNN.com

Alamsjah tahu betul proses naiknya Soeharto menjadi Presiden Indonesia, sebab, "saya Asisten Menteri Panglima AD, ketika peristiwa G 30 S PKI meletus," akunya.

Sjaichu begitu mempercayai Soeharto.

Itu karena, "sikap politiknya yang sejak awal menentang Orde Lama, dan baik sangkanya kepada Orde Baru," tulis buku biografi Sjaichu terbitan 1991 yang ditulis oleh Gus Dur dan kawan-kawan.

Sjaichu membayangkan Pemilu nanti akan dilaksanakan secara fair, sebagaimana Pemilu 1955.

Sesuai kesepakatan, Pemilu 1968 akan segera digelar. NU merasa di atas angin. Sebab, memasuki Orde Baru praktis memang tak ada partai yang sesolid NU.

Dari empat besar partai pemenang Pemilu 1955, hanya NU yang tetap terkonsolidasi dengan baik. Masyumi, sudah dibubarkan saat memasuki Demokrasi Terpimpin (1960). Begitu juga dengan PKI dan PNI yang porak-poranda menyusul G30S 1965.

Namun, apa yang terjadi…

Sebagai pejabat presiden, Soeharto melakukan refreshing DPRGR serta MPRS secara besar-besaran. Alhasil, Fraksi Golongan Karya membludak. Baik di DPRGR maupun di MPRS.

"SJAICHU adalah salah satu di antara orang sipil yang sangat berjasa terhadap Orde Baru," ungkap Alamsjah Ratu Perwiranegara, pembantu Presiden Soeharto.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News