Petani Tolak Harga Murah dari Perum Bulog

Petani Tolak Harga Murah dari Perum Bulog
SIDAK: Ketua Komisi VI DPR RI, Bowo Sidik Pangarso, didampingi Kepala Perum Bulog Divre NTB, H. Achmad Ma’mun mendatangi Gudang Bulog untuk penyimpanan gula pasir, bawang putih dan beras Raskin,Selasa (13/6). Ilustrasi : Lukmanul/Radar Lombok

jpnn.com, CIREBON - Petani yang tergabung di DPD Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (Aptri) Jawa Barat (Jabar) versi DPN tidak kenal lelah memperjuangkan nasib mereka.

Kemarin (24/8) mereka menutup akses ke Pabrik Gula (PG) Sindanglaut, Cirebon.

Ini sebagai bentuk protes atas kisruh persoalan gula yang tak kunjung selesai.

Para petani dihadapkan pada pilihan sulit yang jika diambil sama-sama membawa efek buruk untuk mereka.

Salah satunya adalah wacana pemerintah membeli gula petani melalui Perum Bulog dengan harga Rp 9.700 per kg yang dinilai terlalu murah dan tidak sesuai dengan apa yang diinginkan mayoritas petani.

"Kami tolak harga yang diberikan Bulog. Petani tidak akan menjual gula kepada Bulog dengan harga sedemikian murah. Pemerintah seharusnya bisa lebih bijak. Harga murah sama saja pemerintah mau bunuh petani," cetus koordinator aksi Mae Azhar yang juga wakil ketua DPD Aptri Jabar.

Azhar mengungkapkan, banyak kejanggalan dalam musim giling tahun ini. Antara lain isu penutupan pabrik, gula petani yang tidak laku, persoalan PPN, hingga terakhir penyegelan gula yang susul-menyusul seperti tak habis-habis.

"Tahun ini bisa dibilang petani lagi benar-benar diuji. Persoalan yang dihadapi gak selesai-selesai. Cerna saja sendiri, apa yang dihadapi para petani saat ini seperti terencana. Lihat saja rangkaiannya, sambung-menyambung. Kami para petani akan bersatu menghadapi ini. Tidak ada kata lain, kami akan ke istana menyampaikan persoalan yang dihadapi petani. Ini harus kami lawan," tandasnya.

Petani yang tergabung di DPD Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (Aptri) Jawa Barat (Jabar) versi DPN tidak kenal lelah memperjuangkan nasib mereka.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News