PLN Minta Warga Bekerja Sama Mengatasi Gangguan Jaringan

PLN Minta Warga Bekerja Sama Mengatasi Gangguan Jaringan
Ilustrasi. Pembangkit listrik. Foto dok PLN

jpnn.com, MANADO - Gangguan jaringan listrik masih menjadi masalah klasik yang melilit Perusahaan Listrik Negara (PLN) Suluttenggo hingga saat ini. Data menunjukkan, khusus tiga bulan awal tahun ini (Januari-Maret) saja tercatat ada 2.170 gangguan. PLN Suluttenggo memprediksi April hingga akhir Juli ini akumulasi gangguan turun menjadi 1.250.

“Pemangkasan pohon, pembungkusan kabel-kabel telanjang terus kita lakukan. Meminimalisasi presentasi pemadaman, itu tujuannya. Tapi, ketika hujan deras, longsor, pengendara kurang hati-hati sehingga menabrak tiang. Dalam satu wilayah penyulang itu, range areanya bisa sampai tujuh hingga 10 km. Kita petakan, lalu cari titik lokasinya, memang ketika terjadi gangguan di medan yang berat, ini seringkali menjadi tantangan. Kembali lagi soal faktor non-teknis ini di luar kuasa kita,” ungkap General Manager (GM) PT PLN (Persero) Suluttenggo Baringin Nababan.

Manager Bidang Transmisi dan Distribusi PLN Wilayah Suluttenggo Andi Imran Karim menyatakan pihaknya meminta kepada masyarakat untuk tetap mempercayakan timnya bekerja sesuai dengan harapan semua pihak.

“Dari 13.700 km aset PLN, sudah sekitar 85 persen lebih kita lakukan pemeliharaan gardu dan pemangkasan pohon,” ujar Karim.

Dia pun meminta kerja sama warga tatkala pihaknya melakukan pemangkasan pohon. “Bisa juga masyarakat menebang pohonnya sendiri, ada upah jasa sebesar Rp 250 ribu per pohon. Untuk Perda Pohon juga sementara kami dorong. Sudah ada di Deprov mudah-mudahan bisa secepatnya keluar. Saat ini ada 4000 pohon kelapa yang tersebar di Manado, Minahasa dan Bitung berpotensi mengakibatkan gangguan,” tukasnya.

Dalam kesempatan yang sama, Manager Bidang Niaga PLN Wilayah Suluttenggo Sofin Hadi mengatakan saat ini kondisi kelistrikan sistem Manado, Kotamobagu dan Gorontalo (Sulutgo), khususnya pada beban puncak, masih mampu disuplai seluruh pembangkit di wilayah kerjanya. Bahkan surplus, dikarenakan adanya topangan listrik dari Kapal Pembangkit yang berada di Minahasa Selatan (Minsel).

“Beban puncak kita yang biasanya terjadi di malam hari, mampu diimbangi dengan pasokan via kapal listrik di Amurang, mampu surplus sebesar 45 Megawatt (MW). Sedangkan pada siang hari mencapai sekira 100 MW,”tukasnya.

Terlebih bila rampungnya pembangunan sejumlah unit pembangkit berbahan bakar ramah lingkungan (energi terbarukan) seperti di Talaud. Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) Gorontalo, yang berdaya 100 MW dan PLTP Lahendong 56 kapasitas 46 MW. Dengan total ketersediaan daya sebesar 400 MW.

Gangguan jaringan listrik masih menjadi masalah klasik yang melilit Perusahaan Listrik Negara (PLN) Suluttenggo hingga saat ini. Data menunjukkan,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News