Polisi Selandia Baru Diselidiki terkait Pembantaian di Masjid Chirstchurch

Polisi Selandia Baru Diselidiki terkait Pembantaian di Masjid Chirstchurch
PM Selandia Baru Jacinda Ardern menggelar konferensi pers terkait penembakan massal di dua masjid di Christchurch. Foto: RNZ

jpnn.com, WELLINGTON - Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern mengumumkan rencana penyelidikan baru terkait kasus penembakan Christchurch. Kali ini, pemerintah memeriksa aparat kepolisian dan lembaga intelijen negara.

Menurut AFP, Royal Commission bakal dibentuk untuk memulai penyelidikan tersebut. Komisi itu punya kewenangan tertinggi di Selandia Baru. Menurut Ardern, tujuan mereka adalah menyelidiki bagaimana aparat sampai tak menyadari rencana teror di negerinya.

"Kami ingin pastikan tidak ada (aspek) yang terlewat. Kami ingin tahu bagaimana aksi ini terjadi dan bagaimana mencegahnya," tegasnya.

BACA JUGA: Semua Masjid di Selandia Baru Dijaga Polisi Bersenjata

Lembaga Intelijen Selandia Baru memang jadi bulan-bulanan publik Selandia Baru setelah teror di Christchurch. Mereka menilai aparat hanya fokus melacak ekstremis Islam. Sementara itu, penganut garis keras sayap kanan dibiarkan begitu saja.

"Pertanyaannya, apakah memang kita perlu tahu lebih banyak. Meski Selandia Baru bukan negara penyadap, kita tentu harus menjawab persoalan itu," imbuhnya.

Di sisi lain, penduduk New York, AS, menggelar aksi solidaritas untuk korban Christchurch di Times Square pada Minggu (24/3). Mereka turun ke jalan untuk menegaskan bahaya rasisme dan fobia terhadap etnis tertentu.

"Kami di sini untuk bersatu melawan Islamofobia, xenofobia, dan segala bentuk rasisme," ujar salah seorang peserta demo, sebagaimana dilansir TVNZ. (bil/c18/dos)


Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern mengumumkan rencana penyelidikan baru terkait kasus penembakan Christchurch.


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News