Pram dan PRD

Pram dan PRD
Pramoedya Ananta Toer menerima PRD Award dari Budiman Sudjatmiko, 22 Juli 1996. Foto: Dok PRD untuk JPNN

Dalam acara deklarasi itu, ada acara penyerahan PRD Award kepada Megawati Sukarnoputri, Abdurachman Wahid, Pramoedya Ananta Toer, Sri Bintang Pamungkas, Thomas Wanggai, Xanana Gusmao, Penerbit Tempo (Gunawan Muhamad), Penerbit Hasta Mitra (Hasjim Rachman) dan George J. Aditjondro sebagai pejuang demokrasi.

Gus Dur, Megawati dan George J Aditjondro tidak hadir. Plakat diterima oleh orang yang mewakili mereka.

Piagam untuk Xanana Gusmao yang ketika itu sedang mendekam di penjara, diterima oleh seorang pemuda Timor-Timur, yang membacakan statement dari Dewan Pertahanan Nasional rakyat Maubere, biasa disebut CNRM.

"Kami rakyat Maubere sangat bangga atas perjuangan PRD selama ini yang selalu berjuang bersama-sama rakyat kecil untuk merubah nasib mereka yang selalu ditindas oleh rezim orde baru."

Award untuk almarhum Dr Thomas Wanggai diwakili Forum Komunikasi Pemuda-Mahasiswa Irian Jaya.

Sri Bintang Pamungkas, tokoh yang cukup kesohor waktu itu menyampaikan pidato singkat dengan sangat berani, setelah menerima PRD Award.

"PUDI (Partai Uni Demokrasi Indonesia--red) menyatakan boikot atas pemilu. Menolak Suharto untuk dijadikan calon Presiden. Hentikan militerisme dan hentikan perekonomian yang menindas rakyat."

Goenawan Mohamad, bos majalah Tempo dalam pidato penerimaan Award menyatakan "bahwa PRD sepantasnya juga menerima award atas perjuangannya  untuk menegakan demokrasi."

"PRD berhak mandiri sebagai partai politik. Dan saya bersedia menjadi anggota, kalau diterima," kata sastrawan Pramoedya Ananta Toer, saat rapat

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News